Harga Minyak Indonesia Anjlok Tertekan Perang Dagang AS-China

Harga minyak mentah Indonesia pada Agustus 2019 ditetapkan sebesar USD 57,26 per barel.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Sep 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 15:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) Agustus 2019 ditetapkan sebesar USD 57,26 per barel, mengalami penurunan sebesar USD 4,05 per barel dari bulan sebelumnya.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok mempengaruhi rata-rata ICP pada Agustus 2019 sehingga lebih rendah dari ICP bulan sebelumnya.

"Pengumuman Presiden AS atas tarif impor baru untuk sisa barang dan jasa Tiongkok senilai USD 300 miliar dan penurunan nilai mata uang Tiongkok terhadap dolar AS berdampak pada kekhawatiran atas lambatnya ekonomi global. Tentu, ini berujung pada anjloknya harga minyak mentah dunia," kata Agung dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).

Agung menambahkan, estimasi pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan sebesar 0,1 persen menjadi 3,1 persen, berdasarkan publikasi yang dirilis oleh OPEC Monthly Oil Market Report (MOMR).

Dalam laporan yang sama, tercatat peningkatan suplai minyak mentah dunia pada Juli 2019 dibandingkan Juni 2019 sebesar 230 ribu barel per hari (bph) menjadi 98,71 juta barel per hari yang dipicu oleh peningkatan produksi dari negara- negara Non OPEC.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Publikasi IEA

Ini Setiap Kali Perusahaan Hulu Migas Investasi US$1
Perusahaan-perusahaan hulu migas sering dianggap hanya berperan menyediakan pasokan energi dan menghasilkan penerimaan negara

Sementara itu, publikasi International Energy Agency (IEA) menyebutkan peningkatan stok minyak mentah komersial negara-negara OECD sebesar 31,8 juta barel pada Juni 2019 dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi 66,9 juta barel dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan impor minyak mentah Jepang sebesar 265 ribu barel per hari menjadi 2,8 juta barel per hari atau 9 persen dan India sebesar 340 ribu barel per hari menjadi 4,1 juta barel per hari atau 8 persen.

Faktor lainnya, perlambatan ekonomi India yang nampak terjadi akibat penurunan suku bunga oleh Bank of India sebesar 0,35 poin pada Agustus 2019.

Penurunan serupa juga dialami ICP SLC sebesar US$ 4,01 per barel dari US$ 61,98 per barel menjadi US$ 57,97 per barel. 

Rincian Penurunan

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Secara umum, penurunan ICP dilatarbelakangi oleh perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2019 dibandingkan bulan Juli 2019 yang mengalami penurunan menjadi sebagai berikut :

- Dated Brent turun sebesar US$ 5,04 per barel dari USD 64,04 per barel menjadi US$ 59,00 per barel.

- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 2,71 per barel dari USD 57,55 per barel menjadi US$ 54,84 per barel.

- Basket OPEC turun sebesar US$ 5,11 per barel dari USD 64,71 per barel menjadi US$ 59,60 per barel.

- Brent (ICE) turun sebesar US$ 4,71 per barel dari USD 64,21 per barel menjadi US$ 59,50 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya