Bicara Lingkungan Hidup, JK Ingat Pidato Aktivis Remaja Greta Thunberg

Aktivis remaja, Greta Thunberg berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Aksi Iklim di markas besar PBB, New York City, AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2019, 12:18 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2019, 12:18 WIB
Wapres Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri SDGs Annual Conference 2019 yang diselenggarakan oleh Bappenas di Hotel Fairmont, Jakarta.

Dia pun membuka Konferensi yang bertema Laut Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Mengurangi Kesenjangan ini.

Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan, masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup telah menjadi perhatian semua lapisan. Bahkan anak-anak dan remaja.

Terkait hal tersebut dia pun mengisahkan kembali soal pidato aktivis lingkungan hidup Greta Thunberg. Remaja kelahiran Stockholm, Swedia tersebut diketahui berusia 16 tahun saat ini.

"Memang di dunia ini, yang jelas dan marah adalah anak-anak. Di PBB yang bicara Greta Thunberg. Sambil bicara, sambil marah, 'I watch you' (kata Greta)," kata JK, di Jakarta, Selasa (8/10).

Hal ini menunjukkan, bahwa upaya menyuarakan kelestarian lingkungan dan ancaman perubahan iklim bisa datang dari siapa pun. Suara itu harus didengar.

"Bayangkan, terbalik. Biasanya kita mengawasi kita. Sekarang anak yang mengawasi kita," ujar JK.

JK pun menyebut dua siswa SD Bina Nusantara mempresentasikan tujuan ke-14 SDGs dalam konferensi tersebut. Dalam presentasi, keduanya membahas terkait keberlangsungan ekosistem laut, termasuk hal-hal apa saja yang bisa merusak ekosistem laut.

"Seperti tadi. Anak SD. Dia mengajari profesor tentang lingkungan hidup. Dan dia benar," tandasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya aktivis remaja, Greta Thunberg berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Aksi Iklim di markas besar PBB, New York City, AS, Senin, (23/9). Aktivis lingkungan berusia 16 tahun melontarkan kritik kepada pemimpin dunia terkait upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

JK Dukung Ponpes Gontor Genjot Ekonomi Syariah lewat Kewirausahaan

JK dan Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan wapres terpilih Ma'ruf Amin salat Jumat bersama di Masjid Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, penguatan ekonomi dari sektor tambang saat ini tidak lagi relevan. Ini karena turunnya harga minyak dunia.

Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, penguasaan ekonomi dari sektor pertanian dan industri harus diajarkan sejak dini. Salah satu dilakukan dengan menerapkan pendidikan kewirausahaan secara syariah di pesantren, jumlah pengusaha Islam di Indonesia akan semakin banyak.

JK pun mendukung Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor untuk ikut meningkatkan kegiatan ekonomi syariah dengan mengajarkan ilmu kewirausahaan dan menerapkannya di pesantren.

JK menuturkan, Gontor yang menjadi pelopor perubahan-perubahan pesantren menjadi lebih modern, menguasai zaman, harus melanjutkan pola pendidikan yang mengajarkan tentang bagaimana belajar berusaha, mandiri lebih baik, untuk mencapai masyarakat lebih baik.

“Tentu yang harus diajarkan di sini mengenai ekonomi masyarakat, umat. Kemampuan usaha Islam memang naik, tapi orang lain jauh lebih tinggi naiknya. Jadi artinya adalah bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat dengan baik,” kata dia.

Untuk mendorong penguasaan ekonomi Islam, JK menyarankan agar ustaz dan ustazah di sekolah pesantren untuk tidak mempersempit pengajaran ekonomi syariah.

“Ekonomi syariah itu hanya istilah. Selama dia tidak haram, ya dia syariah, dia ekonomi Islam. Karena kalau semua kita persulit ekonomi syariah itu, maka kita mempersulit kehidupan kita sendiri,” tutur dia.

Wapres JK mengunjungi Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor untuk bersilaturahim dengan para pendiri, pengasuh dan santri serta meresmikan Menara Masjid Jami dan Gedung CIES Universitas Darussalam Gontor yang merupakan wakaf dari keluarga Jusuf Kalla.

Resmikan Pusat Studi Ekonomi Islam dan Menara Masjid Gontor

JK
Wapres Jusuf Kalla saat memberikan sambutan dalam acara High-Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation (HLD-IPC) di Hotel Fairmont, Jakarta. (Merdeka.com/Yunita Umbar Prihatin)

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan Gedung Pusat Studi Ekonomi Islam Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dan Menara Baru Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis 3 Oktober 2019.

Rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Universitas Darussalam Gontor pada pukul 07.45 WIB dengan menggunakan helikopter Super Puma, ditemani oleh Menkominfo Rudiantara, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dari Universitas Darussalam Gontor kemudian Wakil Presiden beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pondok Modern Darussalam Gontor dengan menggunakan transportasi darat.

Di Gontor, Wapres bersilaturahim dengan pimpinan dan pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor, di antaranya KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, KH. Hasan Abdullah Sahal, dan KH. Syamsul Hadi Abdan.

Hadir pula anggota badan wakaf dan juga ketua-ketua lembaga di PMDG. Usai pertemuan di Balai Pertemuan Pondok Modern Gontor, JK didampingi pimpinan pondok beserta jajarannya, meresmikan menara baru Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor yang ditandai dengan ditekannya tombol peresmian serta penandatanganan prasasti peresmian menara tersebut.

Usai peresmian menara baru itu, JK langsung menuju ke Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor untuk menyerahkan dan meresmikan Gedung Pusat Studi Ekonomi Islam UNIDA Gontor atau Center of Islamic Economic Studies (CIES), yang pada awal peletakan batu pertamanya juga dilakukan oleh Jusuf Kalla dan Suahaeli Kalla yang mewakili dari pihak keluarga.

Gedung CIES itu akan difungsikan sebagai gedung pusat studi ekonomi Islam, pusat kajian, dan gerakan bisnis strategis yang terkait dengan pengembangan ekonomi dan manajemen. Gedung yang terdiri dari dua lantai dengan luas 52 meter x 29,5 meter tersebut, menelan dana pembangunan total sekitar Rp 11 miliar.

Seluruh pembiayaannya merupakan bantuan dari keluarga Haji Kalla. Dari Gontor, selanjutnya JK bersama rombongan terbatas direncanakan menuju ke Surabaya dengan menggunakan helikopter yang sama, untuk melantik Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Timur. Usai dari Surabaya, JK dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Kamis siang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya