Liputan6.com, Jakarta David Walentas, miliarder asal Amerika mendonasikan USD 100 juta atau Rp 1,4 triliun (1 USD = Rp 14.116)Â ke Universitas Virginia. Sumbangan ini ditujukan untuk membantu mahasiswa pada tahun pertama.
Motivasi David Walentas menyumbang uangnya, berawal dari dirinya yang dulu tidak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah layaknya mahasiswa pada umumnya.
Pada saat itu, David Walentas merasa kuliah adalah jalan keluar dari kemiskinan. Sehingga sebagian besar uang yang diberikan David akan memberikan peluang sekolah bagi banyak orang.
Advertisement
Baca Juga
Menurut David pendidikan tinggi merupakan landasan penting untuk mengurangi kemiskinan.
"Hadiah dari David Walentas ini akan berfungsi sebagai landasan dari kampanye USD 5 miliar yang kami luncurkan akhir pekan ini dan akan memiliki dampak yang bertahan lama di Universitas Virginia," jelas Presiden Universitas Virginia, James Ryan, seperti dikutip dari Forbes, Senin (14/10/2019).
David Walentas sering berdonasi di bidang pendidikan. Salah satunya pada 2013 dan 2017, dia mengibahkan sebesar USD 8,1 juta ke yayasan Dana Sekolah Umum di Kota New York.
"Pendidikan bagi saya adalah penyeimbang yang hebat," kata Walentas.
Walentas adalah pengembang real estate di Amerika dengan nama Two Trees. Ia mampu mengubah tempat kumuh di Brooklyn menjadi tempat mewah. Pada bulan September, Walentas baru membuka gedung keduanya berupa 45 lantai.
Reporter: Chrismonica
Â
Saksikan video di bawah ini:
Miliarder Richard Branson: Disleksia Membuat Saya Sukses
 Miliarder Richard Branson yang sempat mengidap disleksia mengaku bahwa kondisinya mengambil peran untuk kesuksesannya saat ini. Orang-orang yang memiliki kondisi sejenis dinilai mempunyai "keterampilan masa depan."
Branson mengatakan salah satu kekuatan penting yang sering dimiliki penderita disleksia adalah imajinasinya yang jelas. Tercatat beberapa orang-orang sukses lainnya yaitu Thomas Edison, Henry Ford, dan Steve Jobs.
"Itu (disleksia) membantu saya berpikir secara luas tetapi membuat pesan dengan sederhana," jelas Richard Branson yang dikutip dari laman CNBC, Rabu (9/10/2019).
Pendiri Virgin Group menambahkan bahwa keterampilan yang menyangkut disleksia mungkin akan sangat dibutuhkan di dunia kerja baru.
Laporan tahun 2018 yang disusun oleh Accountancy Giant EY mengklaim bahwa penderita disleksia memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk tempat kerja di masa depan.
Pengidap disleksia memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah. "Pemecahan masalah, kreativitas, dan imajinasi akan diminati dengan munculnya AI (kercerdasan buatan) dan otomatisasi," tambah Richard.
Advertisement