Liputan6.com, Jakarta - Incar pasar mancanegara, PT Sarinah (Persero) perkenalkan produk baru yang mengangkat rotan sebagai bahan baku utama. Sarinah pun memastikan, bila seluruh furnitur dibuat dengan tangan para pengrajin daerah.
Salah satu BUMN yang bergerak di bidang retail dan perdagangan ini, memperkenalkan 'Sarinah Home'. Dimana, produk furnitur berbahan dasar rotan sebagai komoditi utama ekspornya ke luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
"Sebenarnya ini sudah lama, kami fokus di furnitur ini sudah lama, tapi tanpa brand. Tapi, baru tahun ini kita beri brand 'Sarinah Home' di setiap produk yang diekspor," tutur Direktur Perdagangan dan Property Sarinah, Indyruwani Asikin Natanegara, saat ditemui di Trade Expo Indonesia 2019, di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/10/2019).
Jadi, segala jenis furnitur seperti meja, kursi, bangku, ayunan sampai kandang peliharaan, dibuat dengan tangan yang terbuat dari rotan. Indy mengaku, seluruhnya dikerjakan oleh pengrajin asal Cirebon. Jadi, dari pabrik sampai gudang ada di wilayah tersebut.
"Semua home made oleh pengrajin kami, ada sekitar 6 pengrajin tetap, bila ada pesanan skala besar baru kita terjunkan 10 sampai 15 pengrajin,"tutur Indy.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Pabrik
Untuk saat ini, meski pabrik berada di Cirebon, Sarinah mengambil bahan baku rotan dari Kendari. Di saana rotannya sangat baik, berkualitas ekspor dan memang dinilai kuat untuk segala musim.
"Kami disarankan juga pakai rotan asal Aceh, tapi itu perlu pengkajian lebih jauh. Tapi kita akan coba," ujarnya.
Hingga saat ini, PT Sarinah sendiri mengincar pasar Eropa dan Timur Tengah sebagai komoditi utama. Negara seperti Spanyol, Jerman dan timur tengah tertarik dengan anyaman rotan Indonesia yang dikenal kuat dari segala iklim dan harga saing tinggi.
Indy mengaku, di tahun 2018 saja, Sarinah mengekspor kerajinan rotan hingga senilai Rp 3.2 miliar. "Itu juga campur dengan kayu ya, mudah-mudahan 2020 nanti bisa sampai Rp 5 miliar," ujarnya.
Advertisement