Liputan6.com, Jakarta Pemanggilan founder dan mantan CEO Gojek Nadiem Makariem ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin kemarin menyisakan sejumlah perkara. Pemanggilan tersebut disinyalir merupakan pertanda bahwa Nadiem akan diangkat menjadi menteri di Kabinet Kerja periode 2019-2024.
Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) rupanya tak setuju bila bos besar mereka dijadikan menteri oleh Jokowi. Asosiasi bahkan mengancam bakal mengerahkan massa dalam jumlah besar bila Nadiem Makarim menerima ajakan Jokowi.
"Ojol tidak setuju apabila Nadiem jadi salah satu menterinya Jokowi. Akan ada pergerakan seluruh Indonesia sebagai penolakan," seru Ketua Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono kepada Liputan6.com.
Advertisement
Menyikapi hal tersebut, tim komunikasi Gojek lantas membuat sebuah pernyataan tertulis tertanggal 21 Oktober 2019 yang diberikan kepada Liputan6.com. Statemen tersebut merupakan atribusi dari VP Corporate Affairs Gojek, Michael Reza Say.
"Gojek selalu terbuka menerima setiap masukan dari mitra driver kami. Gojek juga telah menyediakan forum komunikasi rutin di semua area operasional kami," tulisnya dalam surat tersebut, seperti dikutip Selasa (22/10/2019).
Baca Juga
Disebutkan bahwa pihak Gojek merasa gembira dan bangga bahwa Nadiem Makarim telah dipanggil oleh Jokowi untuk menjadi salah satu angota kabinet yang baru.
"Kami juga senang telah menerima berbagai dukungan dari mayoritas mitra driver yang disampaikan di media sosial serta pesan-pesan dukungan masyarakat pada umumnya," ucapnya.
Adapun bentuk dukungan kepada Nadiem diberikan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) Cang Rahman. Dia mengatakan, secara pribadi dan komunitas telah merasa bangga ada bagian dari keluarga besar transportasi online yang dipanggil Presiden ke Istana.
"Kita pro Pak Nadiem jika jadi menteri di kabinet Jokowi dan Ma’ruf Amin. Sosok yang bisa diperhitungkan dalam membangun Indonesia ke depan," ungkapnya.
Rahman sekaligus membantah anggapan bahwa mitra ojol tidak sejahtera. Menurut dia, bicara hal tersebut sangat subjektif dan banyak faktor. "Masalah kesejahteraan ojol itu tergantung sudut pandang masing-masing. Yang sangat bersyukur juga banyak, kok," tuturnya.
Bagi Rahman, menjadi mitra ojol dengan konsep kerja sama saat ini mendidiknya menjadi seorang entrepreneur. "Kenapa kita bilang entrepreneur? Karena kami mitra lo, bukan pegawai. Bukan karyawan. Kami bekerja atas kemampuan kita sendiri," paparnya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dukungan dari Komunitas Driver Lain
Aliansi Nasional Driver Online Indonesia (Aliando) menyatakan dukungan yang sama. Salah seorang anggota Aliando bernama Astri menyampaikan, gagasan Nadiem bersama Gojek telah membawa manfaat bagi banyak orang.
"Apalagi yang Pak Nadiem sudah bangun untuk rakyat kecil sangat terasa sekali. Dalam empat tahun saya di GoCar merasakan itu. Saya pikir sudah sangat pantas Pak Nadiem jadi menteri karena sudah banyak membantu rakyat kecil," ungkap ibu dari tiga anak itu.
Dukungan lainnya diberikan Komunitas Energi Satu Aspal. Maung Radit, yang merupakan anggota komunitas, menyerukan dukungan kepada Nadiem yang sudah dipanggil untuk bersiap mengabdi kepada negara.
Kreativitas Gojek yang menjalankan bisnis secara inovatif, menurut Radit, diharapkan dapat berlanjut di pemerintahan. Dia juga tak khawatir Gojek akan terganggu ketika Nadiem benar-benar sudah masuk pemerintahan. Sebab, kata dia, bisnis digital bisa bergerak sendiri.
"Pak Nadiem sebagai founder hanya memberikan arahan umum, tetapi sistem sudah bisa berjalan dengan sendirinya. Pak Nadiem lebih dibutuhkan untuk masyarakat luas," ujar dia.
Menurut dia, sudah saatnya Nadiem naik level agar bisa berkontribusi lebih luas. Bukan hanya kepada Gojek dan sekitar dua juta mitra saja, tetapi juga masyarakat Indonesia secara umum.
"Kalau kita lihat sendiri di Gojek cepat (pertumbuhannya). Harapannya di pemerintahan juga begitu. Kita sama-sama tahu di pemerintahan sedikit lambat. Kita pinginnya gaya Mas Nadiem yang cepat membangun Gojek bisa diadopsi di pemerintahan," ucapnya.
Advertisement
Tolak Nadiem Jadi Menteri, Driver Gojek Ancam Demo Besar-besaran
Founder sekaligus CEO Gojek Nadiem Makariem pada hari ini datang ke Istana Negara di Jakarta menerima panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kabarnya, pemanggilan ini merupakan pertanda dirinya akan diangkat menjadi menteri pada Kabinet Kerja Jilid II.
Namun begitu, pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) rupanya tak setuju bila bos besar mereka dijadikan menteri oleh Jokowi.
Ketua Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono bahkan mengancam bakal mengerahkan massa dalam jumlah besar bila Nadiem menerima ajakan Jokowi.
"Ojol tidak setuju apabila Nadiem Makariem jadi salah satu menterinya Jokowi. Akan ada pergerakan seluruh Indonesia sebagai penolakan," seru Igun saat ditanyai Liputan6.com, Senin (21/10/2019).
Tak hanya dari Jakarta, ia menyatakan berbagai pengojek online dari penjuru Sumatera dan Jawa siap untuk menyuarakan aksi penolakan tersebut.
"Ketua-ketua ojol dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa sudah komunikasi dengan saya, mereka siap bawa massa ojol untuk masuk Jakarta, melakukan aksi unjuk rasa besar penolakan Nadiem jadi menteri," sebut Igun.