Bertemu Jokowi, Mendag AS Bahas Keringanan Bea Masuk Impor

Pertamuan Presiden Jokowi dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross membahas soal pemberian fasilitas Generalized System Preferences (GSP).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Nov 2019, 08:17 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 08:17 WIB
Jokowi - Ma'ruf Amin Hadiri HUT ke-55 Partai Golkar
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). HUT ke-55 Partai Golkar mengangkat tema '55 Tahun Partai Golkar Bersatu untuk Negeri Berkarya untuk Bangsa'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (6/11/2019), kemarin. Pertemuan itu membahas soal pemberian fasilitas Generalized System Preferences (GSP) atau kebijakan meringankan bea masuk impor.

"Tentunya kita bicara juga mengenai masalah untuk fasilitasi GSP. Ini kan sebenarnya masalah yang sudah lama di bahas dan tadi juga ada satu kesepakatan bahwa mungkin awal Desember kita akan mengirim tim untuk bernegosiasi menyelesaikan," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Retno menjelaskan bahwa dalam pertemuan Jokowi dan Wlibur juga membahas kemitraan di dalam outlook Indopasifik. Di situ, terdapat beberapa kerja sama bidang infrastrutur antara Indonesia dan AS.

Kepada Wilbur, Jokowi juga menyampaikan prioritas pemerintah lima tahun ke depan, diantaranya, terkait infrastruktur dan pengembangan SDM. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap kedua hal itu dapat dikerjasamakan dengan AS.

"Dan Presiden berharap bahwa AS akan menjadi salah satu dari partner Indonesia di dalam mengembangkan kerja sama baik di bidang infrastrktur maupun di bidang pengembangan SDM," ucap Retno.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa GSP adalah simbol kerja sama Indonesia dan Amerika. Menurut dia, negosiasi GSP saat ini sudah mencapai titik terang dan diharapkan dapat disepakati sebelum Natal 2019.

"Ross mengatakan apabila GSP-nya selesai maka kita bisa bicara untuk tambahan-tambahan (kerja sama perdagangan) yang bisa didorong," tutur Airlangga.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi dan Bos IMF Bahas Ekonomi Dunia yang Melambat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF Kristalina Georgieva bertemu di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand. Dok Setkab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF Kristalina Georgieva bertemu di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand. Dok Setkab

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF Kristalina Georgieva bertemu di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand pada Minggu, 3 November 2019. Keduanya saling bertukar pikiran mengenai masalah situasi ekonomi di global maupun di kawasan.

“Managing Director IMF menyampaikan bahwa ekonomi dunia mengalami slow down dan pertumbuhan mengalami pertumbuhan yang terendah dalam satu dekade, banyak sekali uncertainties,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Senin (4/11/2019).

Managing Director IMF menilai jika melihat kondisi saat ini, situasi negara-negara di ASEAN cenderung lebih baik. “To be more exact, beliau mengatakan bahwa ekonomi ASEAN masih berada di bright spot in the world economy, bright spot-nya ada di ASEAN,” lanjut dia.

Pada pertemuan, Jokowi menyampaikan bahwa untuk lima tahun ke depan, prioritas yang akan dilakukan adalah pada human capital development, serta melanjutkan pembangunan.

Turut mendampingi Jokowi pada pertemuan, Menko Bidang Polhukam Mahfud MD, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya