Gandeng BPS, BI Hitung Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia

Sistem keuangan syariah tak membolehkan investasi atau pembiayaan pada senjata api serta tembakau.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Nov 2019, 17:07 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2019, 17:07 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo
Bank Indonesia (BI) kembali memberi sinyal untuk menurunkan suku bunga. (Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu Achmud).

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) sedang menghitung Produk DOmestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sesuai syariah, alias PDB halal. Perkiraan terkini, 80 persen PDB Indonesia sudah sesuai syariah.

"Sekarang BPS, BI, sedang melakukan perhitungan berapa PDB syariah. Berapa pertumbuhan yang berasal dari ekonomi syariah. Sedang dihitung. Tapi roughly dihitunglah oleh Bank sentral oleh BI ya seperti tadi (80 persen)," ucap Deputi Gubernur BI Dody Waluyo, Selasa (12/11/2019) pada acara Indonesia Sharia Economic Festival ke-6 di Jakarta.

Produk-produk yang sesuai syariah tersebut dihitung berdasarkan mengurangi kontribusi dari produk-produk yang tak sesuai ekonomi syariah. Contohnya seperti minuman keras, senjata api, dan perjudian.

Sebagai informasi, sistem keuangan syariah tak membolehkan investasi atau pembiayaan pada senjata api serta tembakau.

Dody masih belum bisa memastikan apakah akan ada pengumuman khusus PDB halal yang berbeda dari PDB yang seperti biasa.

 

Kontribusi

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Dody berkata BI mengembangkan ekonomi syariah karena melihat sistem ini juga bisa memberi kontribusi pada perekonomian nasional.

"Kok BI berpikiran mengembangkan ekonomi keuangan syariah? Ujung-ujungnya harus dilihat bahwa itu bagian BI untuk mencapai mandat kita di kestabilan harga dan inflasi," pungkas Dody.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya