Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berkomitmen untuk menurunkan tarif listrik untuk sektor industri. Serangkaian upaya pun telah dirancang untuk merealisasikannya.
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Sri Peni Intencahyani mengatakan, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah meminta PLN menurunkan tarif untuk sektor industri.
‎"Itu kemarin jadi targetnya Pak Menteri ESDM bahwa PLN ini tarif industrinya harus paling rendah di Asean," kata Inten, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (28/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Inten, untuk menurunkan tarif listrik sektor industri,‎ perlu dilakukan peningkatan pengoperasian Pembangkit Listrik Tengaa Uap (PLTU). Sebab, biaya pokok produksinya murah.
Dia melanjutkan, PLN juga membutuhkan harga gas yang murah untuk pembangkit listrik. Di negara lain harga gas bisa mencapai 3 hingga 4 cent per MBBTU. Sedangkan harga gas yang dibeli PLN masih dikisaran 6 cent per MMBTU.
"Energi murah yang lainnya kita sedang meminta supaya yang gas dari hulu itu juga harganya bisa lebih kompetitif. Karena kalau yang dari luar dari hulu bisa 3-4 cent di sini masih 6 cent. Ini bagaimana caranya karena itu 60 persen dari biaya pokok produksi," tegasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Efisiensi
Untuk penetapan harga energi primer pembangkit tersebut, PLN menyerahkan ke pemerintah. Namun, PLN juga melakukan efisiensi untuk menekan biaya pokok produksi pada sisi pemeliharaan pembangkit.
"Jadi memang energi primer ini memegang peran penting tapi PLN nggak hanya serahkan ke pemerintah yang di luar kontrol. Di PLN melakukan upaya-upaya efisiensi bagaimana pemeliharaan ini diatur dijaga dengan baik, supaya hemat nggak boros, itu yang ada di dalam kendali kita," tandasnya.
Advertisement
Ini PR Besar Dirut PLN yang Baru
Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri BUMN, Arya Sinulingga membeberkan beberapa tugas berat yang akan menanti Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang baru. Salah satunya adalah implementasi penggunaan energi baru terbarukan.
"Yang pasti masalah energi terbarukan, mana saja yang harus didahulukan. Itu jadi yang penting dimasukkan dalam bahan bakarnya PLN," kata dia saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (26/11).
Kemudian pekerjaan lain yang perlu diperhatikan adalah masalah listrik. Menurut Arya, masih banyak di daerah-daerah yang kerap kali mengalami pemadaman listrik.
"Di daerah masih banyak daerah listrik suka mati. Keberlangsungan kepastian pekalayanan terbaik pelayanan PLN ke mereka," jelas dia.
Seperti diketahui, saat ini posisi direktur utama PLN definitif masih kosong semenjak ditinggalkan Sofyan Basir. Saat ini, masih dijabat oleh pelaksana tugas. Bahkan nama Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara Direktur disebut-sebut sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).