Erick Thohir Bakal Rombak Direksi PLN

Perombakan itu, nantinya akan dilakukan setelah dirinya pulang kunjungan kerja dari Korea Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2019, 13:20 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 13:20 WIB
Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan merombak jajaran Direksi dan komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Perombakan itu, nantinya akan dilakukan setelah dirinya pulang kunjungan kerja dari Korea Selatan.

"Kan tunggu Pak Erick turun dari Korea, sepertinya masih ada jadwa lagi jadi mungkin 29 (November) balik. Kita liat dulu," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Arya Sinulingga saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (26/11).

Meski begitu, Arya belum mengetahui nama-nama yang akan dirombak. Sebab, keputusan itu nantinya akan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN.

Kendati demikian, Arya enggan merinci siapa-siapa saja yang akan dirombak. Hal tersebut masih menunggu Menteri Erick pulang ke tanah air untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham PLN.

"Kita liat dulu, suratnya belum kita ketahui. tapi kan PLN bukan perusahaan tbk jadi engga, sulit kita lakukan kapanpun RUPS, engga susah," ucap dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masih Kosong

20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Untuk diketahui, saat ini Direktur Utama PLN masih kosong semenjak ditinggalkan Sofyan Basir. Saat ini, masih dijabat oleh pelaksana tugas dan belum dipegang oleh pihak sefinitif.

Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga turut berkomentar mengenai kabar penunjukan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurutnya, hingga saat ini belum ada surat keputusan yang diberikan pihak Istana kepada Kementerian BUMN.

"Kami belum dapat (suratnya) dari Istana. Biasanya yang menerima Pak Erick Thohir. Dia lagi di luar negeri pulangnya tanggal 29. Jadi tunggu sampai pak menteri hadir di sini," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (25/11).

Arya mengatakan sekali pun telah menerima surat putusan dari Istana, namun hanya Menteri BUMN yang berhak membuka isi surat tersebut. Untuk itu, dirinya meminta para awak media untuk bersabar menunggu keputusan langsung dari Menteri BUMN.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rudiantara Ditunjuk Jadi Dirut PLN

Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi
Menkominfo Rudiantara di Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi. Dok: Indonesia Technology Forum

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Mudah-mudahan segera dilantik, yang jelas saya sudah tanda tangan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dikutip dari Antara, Senin (25/11/2019). 

Pramono menyampaikan hal tersebut saat ditanya wartawan mengenai hasil Tim Penilai Akhir (TPA) untuk Rudiantara.

"Mudah-mudahan segera dilantik, ini banyak perubahanlah di BUMN," tambah Pramono.

Rudiantara adalah Menkominfo periode 2014-2019. Sebelum menjadi Menkominfo, Rudiantara pernah menjadi Wakil Dirut PT PLN pada 2008-2009 lalu.

Selama di PLN, ia terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri.

"(TPA) sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN," tambah Pramono.

Pramono mengakui bahwa Presiden Joko Widodo sedang berkonsentrasi untuk memperbaiki kondisi perekonomian.

"Salah satu yang ingin segera diselesaikan adalah BUMN karena di BUMN ini banyak BUMN besar yang memang perlu segera dilakukan pembenahan di antaranya yang sekarang sudah dilakukan Pertamina. Sebentar lagi PLN, kemudian Inalum, kemudian perbankan Mandiri, BTN dan beberapa bank lain," ungkap Pramono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya