Harga Emas Naik Tipis Dampak Negosiasi Perang Dagang Tak Kunjung Usai

Harga emas pada perdagangan Kamis (28/11) ditutup naik tipis

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Nov 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 07:30 WIB
Temuan emas (1)
Ilustrasi emas batangan. (Sumber Twitter/@allthingsbus)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada hari Kamis. Naiknya harga emas ini disebabkan investor membeli logam safe-haven sebagai bentuk keraguan tentang progres penyelesaian perang dagang AS dengan China. Ditambah Presiden Donal Trump telah menandatangani undang-undang yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (29/11/2019), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,455.63 per ons. Sementara itu emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1,454.80 per ons.

Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk mensertifikasi, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi.

Beijing mengutuk langkah itu dan mengatakan akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas.

"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan tahap pertama," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Saham & Pialang Saham yang berbasis di Mumbai.

"Meskipun mereka mengatakan mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka tidak berbicara tentang hal itu. Jadi, saya tidak berpikir kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan kembali naik," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tren Harga Emas

Emas
Ilustrasi emas batangan (Foto: Linda Hamilton dari Pixabay)

Saham Asia jatuh, sementara yen naik terhadap dolar di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menjadi lebih rumit.

Emas turun 0,5 persen di sesi terakhir di tengah sentimen data ekonomi optimis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, sementara pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS meningkat.

"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, seorang ekonom di National Australia Bank.

Dia menambahkan emas akan tetap naik bahkan jika kesepakatan sementara disahkan karena masalah paling kompleks yaitu terkait kekayaan intelektual.

Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik. Emas telah naik lebih dari 13 persen tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya