Rupiah Menguat Didukung Optimisme BI

Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berkisar 5,1-5,5 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Des 2019, 11:17 WIB
Diterbitkan 10 Des 2019, 11:17 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 13.990 per dolar AS hingga 14.040 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (10/12/2019), rupiah dibuka di angka 13.995 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.010 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.995 per dolar AS hingga 14.015 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 2,61 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.004 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan parokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.021 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah Selasa pagi bergerak menguat. "Dalam perdagangan Selasa ini, kurs rupiah kemungkinan masih akan menguat terbatas," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Dari domestik, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berkisar 5,1-5,5 persen, sedangkan proyeksi pertumbuhan pada tahun 2019 mencapai 5,1 persen.

Namun Bank Indonesia nampak lebih optimis pertumbuhan ekonomi 2020 karena sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 sebesar 3,1 persen atau lebih tinggi dibanding tahun 2019 sebesar 3 persen.

Menurut Bank Indonesia, penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan masih mengandalkan konsumsi rumah tangga. Karena dengan kondisi ekonomi global dan perang dagang yang masih terjadi, membuat konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah tetap menjadi andalan.

Bank Indonesia juga memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir 2019 surplus sebesar USD 1,5 miliar, atau lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang mencatatkan defisit USD 7,1 miliar.

Secara keseluruhan tahun ini neraca transaksi berjalan akan lebih baik di bawah tiga persen persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Neraca transaksi berjalan yang kerap defisit mampu dikompensasi dengan surplus neraca finansial dan modal.

Pada kuartal IV 2019, Bank Indonesia melihat arus modal asing yang masuk kian deras. Parameternya, pada Oktober dan November 2019 cadangan devisa bergerak relatif stabil dengan total nilai pada bulan November menjadi 126,6 miliar dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kebijakan Akomodatif

Berawal dari Rp 10.000, Kamu Bisa Hasilkan Jutaan Rupiah
Menyisihkan uang Rp 10.000 per hari untuk "menabung" di reksa dana berpotensi menghasilkan jutaan rupiah.

Sisi lain, Bank Indonesia kembali akan menerapkan kebijakan ekonomi akomodatif pada tahun 2020. Salah satunya adalah dengan membuka peluang kembali menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2020. Langkah penurunan suku bunga sudah diperhitungkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ibrahim memperkirakan kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 13.990 per dolar AS hingga 14.040 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya