Menko Airlangga: Omnibus Law Perbaiki Ekosistem Investasi

Omnibus law termasuk ke dalam salah satu strategi jangka pendek pemerintah.

oleh Athika Rahma diperbarui 20 Des 2019, 19:01 WIB
Diterbitkan 20 Des 2019, 19:01 WIB
Jokowi Buka Indonesia Banking Expo 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyapa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) saat menghadiri Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu (26/11/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertama, meningkatkan investasi dengan mendorong Foreign Direct Investment (FDI) dan mengurangi investasi asing jangka pendek atau portofolio agar neraca pembayaran surplus.

Kedua, mengurangi defisit transaksi berjalan.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, disusunlah omnibus law untuk memperbaiki ekosistem investasi," tutur Airlangga di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Omnibus law sendiri termasuk ke dalam salah satu strategi jangka pendek pemerintah, yaitu penguatan permintaan domestik untuk meningkatkan investasi.

Omnibus law cipta lapangan kerja disusun beriringan dengan perbaikan ekosistem ketenagakerjaan, percepatan pelaksanaan pengadaan tanah dan percepatan penyelesaian dan penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota dan rencana detail tata ruang (RDTR).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Makro Ekonomi

Jokowi Buka Indonesia Banking Expo 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) membuka acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu (26/11/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Airlangga melanjutkan, di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia diestimasikan tetap mampu mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen yaitu mencapai 5,05 persen.

Sementara itu, inflasi diproyeksikan masih dalam sasaran dengan rentang proyeksi 3.0-3,1 persen (YoY).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil menurunkan tingkat pengangguran yang berada di angka 5,28 persen per Agustus, tingkat kemiskinan sebesar 9,41 persen per Maret, dan rasio gini sebesar 0,382 per Maret.

Dari refleksi perekonomian Indonesia di tahun 2019, pemerintah merancang 3 strategi utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di tahun 2020.

"Strategi tersebut antara lain penguatan neraca dagang, penguatan permintaan domestik dan transformasi struktural," ujar Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya