Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir tengah mengkaji rencana pembentukan satu badan yang akan berfokus mengelola dana pensiun BUMN. Nantinya, dari beberapa badan pensiun milik BUMN akan dilebur menjadi satu.
"Tapi ke depan dana dana pensiun yang ada di BUMN akan dijadikan satu atap tidak ada sendiri-sendiri lagi," katanya saat ditemui di Tanggerang, Minggu (5/1/2020).
Baca Juga
Erick menyebut langkah ini diambil agar kejadian penyelewengan dana seperti Jiwasraya tidak terjadi. Sebab dengan satu badan yang mengurusi dana pensiun maka akan lebih mudah dikontrol dibandingkan dengan banyaknya badan.
Advertisement
"Jangan sampe kasus Jiwasraya terjadi di dana pensiun Pertamina dana pensiun BRI. Kita tidak mau .Sebab ini semua pasti oknum yang bayangkan pegawai di BRI, Pertamina yang sudah bekerja puluhan tahun. Ketika pensiun dana pensiun tidak ada," jelas dia.
Kendati begitu, Erick tidak menjelaskan secara detail apakah badan tersebut akan di bawah perusahaan pelat merah mana. Hanya saja, pembentukan satu atap ini untuk memudahkan pihaknya mengontrol seluruh aktivitas di badan tersebut.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Generasi Milenial Harus Persiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Generasi milenial selalu identik dengan sifat konsumtif. Padahal, sebagai generasi muda yang masih produktif milenial juga dituntut untuk menyisihkan uang sebagai persiapan menjalani hari tua atau masa pensiun.
Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman mengatakan dana pensiun harus dipersiapkan sejak dini agar nantinya tidak menjadi beban bagi anak.Â
BACA JUGA
Masa pensiun yang tidak dipersiapkan secara matang akan membuat anak menjadi generasi sandwich, yaitu harus membiaya diri dan keluarga pada saat yang bersamaan.
"Penting sekali (mempersiapkan dana pensiun), untuk menjamin hari tua nanti. Kalau sudah pensiun you kira dapat income dari mana? kalau toh sudah ada kan dari usaha sendiri kan sebagai tambahan at least itu ada proteksi dijamin bahwa you setelah pensiun ini ada pendapatan," katanya pada saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
Karena itu, dia mengatakan pihaknya juga sudah mengembangkan produk-produk non-perbankan terkait asuransi dana pensiun tersebut. Sebab potensi dana pensiun di Indonesia cukup tinggi dan belum tergarap maksimal.
Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan Republik lndonesia, pengelolaan dana pensiun di Indonesia hanya Rp 266 triliun atau sekitar 1,85 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Thailand memiliki akumulasi dana pensiun empat kali lipat dibanding Indonesia.
Hal ini sangat disayangkan, karena persiapan dana pensiun menjadi salah satu kunci bahagia di usia senja.
Advertisement