Sri Mulyani Optimis Ekonomi Indonesia Tahun Ini Lebih Baik

Pada tahun ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,3 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 20:30 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku optimistis perekonomian nasional pada tahun akan lebih baik dibandingkan 2019. Hal ini tercermin dari kondisi ekonomi tahun lalu yang diperkirakan membaik dari beberapa lembaga internasional.

"Kita harap 2020 kita harap ada pemulihan, namun kita juga lihat masih ada risk untuk outlook 2020," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Selasa, (7/1).

Seperti diketahui, pada pertengahan 2019 Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) sempat merevisi ke bawah ekonomi tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi diyakini masih akan lebih baik dibandingkan dengan perekonomian tahun lalu.

"Namun risk yang muncul masih ada. Seperti brexit dan tensi geopolitik. Ini jadi tantangan kita, tapi sekaligus jadi ada optimisme maupun risiko di 2020," jelasnya.

Bendahara Negara ini membahkan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pertumbuhan itu ditopang oleh sektor konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya.

Akan tetapi, beberapa risiko masih akan mempengaruhi ekonomi 2020, yaitu ketidakpastian perang dagang, brexit, perlambatan ekonomi beberapa negara berkembang seperti India dan Tiongkok, pemilu di Amerika Serikat (AS), peningkatan utang yang berisiko pada stabilitas sistem keuangan, serta tensi politik dan geopolitik.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Akui Ekspor Produk Indonesia Masih Perlu Dibenahi

Menkeu dan Mendag Tutup Perdagangan Bursa 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat penutupan perdagangan Pasar Modal Indonesia Tahun 2019 di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menginginkan agar Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berperan menjadi salah satu mata rantai ekspor Indonesia yang kompetitif di tingkat dunia. Hal itu disampaikannya dalam acara sumpah jabatan Direktur Eksekutif LPEI yang baru.

Diketahui, Daniel James Rompas menjabat sebagai Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI. Daniel menggantikan Sinthya Roesly yang ditunjuk sebagai Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam kesempatan yang sama, Rijani Tirtoso juga dilantik sebagai anggota Dewan Direktur LPEI.

“Saya mengharapkan LPEI akan menjadi salah satu mata rantai di dalam ekosistem ekspor Indonesia. Bagaimana kita mampu meningkatkan daya saing, bagaimana kita mampu mendorong inovasi produktivitas sehingga produk-produk yang dihasilkan oleh perekonomian kita tidak saja bermanfaat bagi ekonomi Indonesia namun memiliki daya kompetisi untuk bisa kita ekspor di dunia,” kata Menteri Sri Mulyani dalam keterangannya, Selasa (31/12/2019).

Bendahara Negara ini menganggap tantangan produk ekspor Indonesia masih banyak yang perlu dibenahi, terutama agar memberikan nilai tambah di tingkat global sehingga tidak hanya mengekspor raw material atau bahan mentah.

Dia berharap ke depan, sesuai dengan prioritas pemerintah saat ini untuk terus memajukan Indonesia melalui kegiatan yang produktif terutama di dalam 5 prioritas, yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, transformasi ekonomi, simplifikasi regulasi dan reformasi birokrasi.

“Transformasi ekonomi yang diharapkan di dalam perekonomian Indonesia termasuk upaya melakukan hilirisasi dan ekspor yang diversifikasi. Di sini peranan LPEI menjadi relevan dan penting,” jelas dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya