Virus Corona Masih Bayangi Gerak Rupiah Hari Ini

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.734 per dolar AS hingga 13.772 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Feb 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 11:45 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini. Virus Corona masih menjadi momok dan pelaku pasar.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/2/2020), rupiah dibuka di angka 13.748 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.741 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.734 per dolar AS hingga 13.772 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,95 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah dipatok di angka 13.760 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.726 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah masih bergerak melemah dibayangi momok wabah Virus Corona. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, Virus Corona masih menjadi momok dan pelaku pasar masih mewaspadai perkembangan wabah tersebut.

"Pemerintah dan pelaku pasar lainnya sudah mengakui Virus Corona berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi sehingga rupiah masih melemah," ujar Ariston, dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penanganan China

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, lanjut Ariston, pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu dalam lagi dengan penanganan intensif dari China untuk menanggulangi virus tersebut.

"Langkah Pemerintah China yang melakukan penanganan intensif dan cepat, bisa membantu meredakan," kata Ariston.

Selain itu, tindakan Bank Sentral China People Bank of China (PBoC) yang menyuntikkan dana ke pasar repo sebesar 1,2 triliun yuan untuk menstimulus perekonomian, juga bisa meredakan kekhawatiran pasar.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran 13.730 per dolar AS hingga 13.775 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya