Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan awal pekan ini. Wabah virus Corona turut membuat rupiah tertekan.
Mengutip Bloomberg, Senin (3/2/2020), rupiah dibuka di level 13.671 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.655 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah melemah dengan bergerak di kisaran 13.671 per dolar AS hingga 13.722 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,04 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.726 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.662 per dolar AS.
"Kabar bertambahnya penyebaran virus corona di China dan global memicu kembalinya kekhawatiran pasar sehingga harga aset-aset berisiko mengalami penurunan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston dikutip dari Antara, Senin (3/2/2020)).
Perekonomian China diproyeksikan bisa melambat akibat virus corona, yang juga dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Suntikan Dana
Sementara itu, Bank Sentral China People Bank of China (PBoC) melakukan upaya stimulus dengan menyuntikkan dana ke pasar repo sebesar 1,2 triliun yuan.
Kebijakan tersebut dinilai mampu menahan laju penurunan aset berisiko dan penurunan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS, yang sekarang berada di kisaran 1,5 persen.
Selain itu, lanjut Ariston, kebijakan tersebut juga bisa menahan laju penguatan dolar AS terhadap mata uang emerging markets, termasuk Indonesia.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.630 per dolar AS hingga Rp13.680 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.726 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.662 per dolar AS.
Advertisement