Indonesia Bisa Kehilangan Rp 40 Triliun Gara-gara Virus Corona

Sektor pariwisata sudah jelas akan terkena guncangan lebih dulu akibat Virus Corona.

oleh Nurmayanti diperbarui 12 Feb 2020, 18:26 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 18:26 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Sejumlah turis menikmati pantai Kuta, Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta Dampak Virus Corona terutama terhadap sektor pariwisata mulai terasa. Indonesia berpotensi kehilangan devisa sebesar USD 2,87 miliar atau sekitar Rp 40 triliun (asumsi kurs Rp 13.685).

Potensi kerugian berasal dari penurunan turis China yang datang ke Indonesia. Selama ini, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan turis China.

"Wisman China spending-nya USD 1.385, dengan jumlah wisatawan 2,7 juta ke Indonesia dikalikan saja berarti Indonesia berpotensi kehilangan USD 2,87 miliar atau sekitar Rp 40 triliun," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwidjojo, di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Susi menambahkan, sektor pariwisata sudah jelas akan terkena guncangan lebih dulu. Namun pasti sektor pendukung lain, seperti transportasi dan akomodasi lambat laun terkena imbas pula.

Saat ini saja, kata Susi, terdapat 2,1 juta kursi penumpang pesawat yang terpaksa dibatalkan karena mobilitas dari dan ke China disetop.

"Kalau bicara winter season, kan ini ada 2 season. Nah, Oktober sampai Maret itu terancam ada 2,1 juta seat yang nggak akan terisi, baik wisman China yang akan berbisnis maupun liburan," imbuh Susi.

Saksikan video di bawah ini:

Ekonomi Indonesia Diprediksi Turun 0,23 Persen Imbas Virus Corona

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi melambat sekitar 0,23 persen, menyusul perkiraan penurunan ekonomi China sebesar 1 persen sebagai dampak wabah Virus Corona.

Prediksi Kemendag tersebut lebih rendah dari Bank Dunia yang memperkirakan penurunan ekonomi Indonesia sekitar 0,3 persen.

"Perhitungan tim saya, bukan 0,3 persen. Setiap 1 persen GDP (gross domestic product) China, penurunannya di Indonesia 0,23 persen. Bukan menghibur, tapi berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan secara ilmiah," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan, di Jakarta seperti mengutip Antara, Selasa (11/2/2020).

Apabila pertumbuhan ekonomi China turun dari 6 menjadi 5 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok 5,3 persen tahun ini juga dihitung akan terkoreksi.

Selain itu, Kasan mencatat dampak dari Virus Corona juga akan menyasar pada kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Januari 2020, begitu pula di sejumlah negara lainnya.

"Sesi kemarin, Bea Cukai China belum merilis ekspor berapa, impor berapa. Tapi, ada beberapa negara yang juga mitra dagang kita yang sudah merilis datanya pada Januari, semuanya turun, dan sangat signifikan," ujar Kasan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya