Pasar Saham Global Masih Terguncang Wabah Virus Corona

Wabah Virus Corona masih menjadi kekhawatiran di seluruh negara, terutama di Cina daratan.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Feb 2020, 12:38 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 12:38 WIB
Wallstreet (Liputan6.com/M.Iqbal)
Wallstreet (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran Wabah Virus Corona masih memberikan pengaruh besar terhadap perdagangan pasar saham global. Sebagian pasar saham tercatat melemah di tengah wabah yang merebak.

Melansir laman CNN, Selasa (25/2/2020), indeks acuan Nikkei 225 (N225) Jepang anjlok 3 persen pada awal perdagangan. Pasar di negara itu ditutup Senin terkait masa liburan.

Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,5 persen. Shanghai Composite (SHCOMP) China turun 2,5 persen. Kospi Korea Selatan (KOSPI) naik 0,6 persen setelah ditutup turun hampir 3,9 persen, hari terburuk sejak Oktober 2018.

Sementara Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) sedikit meningkat setelah sempat melemah 1,8 persen.

Kondisi pasar di Asia Pasifik mengikuti gerak saham AS. Dow (INDU) yang ditutup turun 1,032 poin atau melemah 3,6 persen. Ini menjadi hari terburuk dalam dua tahun.

Indeks S&P 500 (SPX) dan Nasdaq Composite (COMP) masing-masing berakhir melemah dengan penurunan lebih dari 3 persen. Bursa berjangka AS kemudian sedikit pulih.

Dow futures terakhir naik 162 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 0,7 persen dan 0,9 persen. Bursa saham sedikit rebound selama jam perdagangan Asia.

Wabah Virus Corona masih menjadi kekhawatiran di seluruh negara, terutama di Cina daratan. Tetapi kemunculan ratusan kasus di dua ekonomi utama di luar China, yakni Korea Selatan dan Italia - telah menghancurkan harapan pemulihan yang cepat dari epidemi ini.

Virus ini telah mendatangkan malapetaka pada rantai pasokan global dan menekan laba perusahaan di dunia. 

Harga Emas Melonjak Capai Level Tertinggi dalam 7 Tahun

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tonton Video Ini

Harga emas melonjak 2,8 persen pada penutupan perdagangan senin lampaui level teringgi dalam tujuh tahun. Pendorong kenaikan harga emas karena investor khawatir tentang pertumbuhan ekonomi global dampak dari virus Corona.

Mengutip CNBC, Selasa (25/2/2020),harga emas di pasar spot naik 1,7 persen menjasi USD 1.671,24 per ounce. Harga emas sempat menyentuh level USD 1.688,66 per ounce yang merupakan level teringgi sejak Januari 2013.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS naik 1,7 persen ke level USD 1,676,6 per ounce.

"Pelaku pasar mulai ketakutan sekarang," kata analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.

“Kekhawatirannya bukan tentang virus tepatnya, tetapi lebih dari sudut pandang ekonomi. Dow Jones turun sekitar 1.000 poin, imbal hasil obligasi juga lebih rendah," tambah dia.

Ada peningkatan tajam dampak virus Corona di Italia, Korea Selatan dan Iran, dengan Afghanistan dan Irak melaporkan kasus pertama mereka. Namun, tingkat infeksi di China telah berkurang.

Di luar Cina daratan, wabah Corona telah menyebar ke sekitar 29 negara, dengan korban tewas sekitar 24 orang, menurut penghitungan Reuters.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan khawatir tentang meningkatnya jumlah kasus tanpa kaitan yang jelas dengan China.

Investor memandang emas dan aset lain seperti obligasi pemerintah dan dolar AS sebagai tempat berlindung yang aman selama masa panik ini.

 

corona wallstreet
corona wallstreet
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya