Digitalisasi Layanan Karantina Dapat Percepat Proses Ekspor

Layanan ini memastikan hewan, tumbuhan, dan produk turunan yang akan diekspor atau diimpor sehat, aman serta memenuhi persyaratan standar internasional.

oleh stella maris pada 04 Mar 2020, 10:44 WIB
Diperbarui 04 Mar 2020, 10:44 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

 

Liputan6.com, Jakarta Digitalisasi layanan karantina pertanian terus didorong pengembangannya oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Itu karena digitalisasi layanan karantina yang terus diperkuat merupakan bagian dari akselerasi ekspor pertanian.

"Ini adalah instruksi langsung Bapak Presiden untuk mempercepat layanan ekspor agar nilai ekspor dapat terus meningkat. Kementerian Pertanian  berkomitmen untuk terus mendorong model dan solusi secara berkelanjutan dengan digitalisasi layanan," ungkap Mentan Syahrul dalam arahannya kepada seluruh pimpinan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari seluruh Indonesia, terkait percepatan layanan ekspor pertanian seiring dengan antisipasi kondisi global paska wabah global di Bogor, Selasa (3/3).

Pada pertemuan kali ini, Mentan Syahrul sempat memperagakan permohonan pemeriksaan karantina pertanian secara online pada aplikasi IQFAST. Dari demo ini terlihat ragam komoditas pertanian ekspor sepanjang Januari dan Februari  2020 sebanyak 455 jenis, terdiri dari tumbuhan sebanyak 429 jenis dan hewan sebanyak 26 jenis.

Kementan juga lakukan penerapan e-government dengan instansi terkait di pelabuhan maupun bandara yang diwujudkan, dengan peran serta karantina pertanian dalam implementasi Indonesia National Single Window (INSW). Barantan bergabung dengan INSW sejak 2007. Dari sekitar 52 unit pelaksana teknis (UPT) di Barantan, terdapat 47 UPT yang mengimplementasikan.

Mentan Syahrul secara singkat turut bercerita soal aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE yang digagas Barantan. Menurutnya aplikasi ini tengah digalakkan ke seluruh provinsi. Mentan Syahrul berharap aplikasi ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.

"Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya," tegas Mentan Syahrul

Kepala Barantan Ali Jamil yang hadir dan mendampingi Mentan SYL juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan layanan prioritas bagi pelaku usaha agribisnis yang dinilai patuh.

"Dengan layanan ini, tindakan karantina yang dilakukan guna memastikan hewan, tumbuhan dan produk turunannya yang akan diekspor atau diimpor ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan standar internasional ini dapat lebih cepat," sebut Ali.

 


Layanan Jemput Bola

Guna meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar global, Ali menyebutkan pihaknya telah menyiapkan layanan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari bagi pelaku usaha.

Selain bertugas menjaga kelestarian sumber daya alam hayati, pihaknya selaku otoritas karantina bertugas untuk memastikan produk pertanian yang diekspor dan diimpor, sehat juga aman.

Selain itu, layanan online inspection juga disiapkan Barantan guna mendorong daya saing. Pelaku usaha cukup menginformasikan jadwal pengiriman, maka petugas Karantina Pertanian akan melakukan pemeriksaan di gudang pemilik.

"Hal ini dapat memangkas waktu layanan hingga 30 persen, dan tentunya hal ini dapat berdampak terhadap biaya dan kesegaran produk, sehingga dapat memiliki harga jual yang bersaing di negara mitra dagang," jelas Jamil.

Barantan juga terus kembangkan penerapan elektronik sertifikat dalam bentuk e-Cert. Dengan layanan ini dimungkinkan keberterimaan produk ekspor terjamin dengan data sertifikat yang terkirim lebih dahulu sebelum komoditas datang.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya