Jaga Stok Mencukupi, Pemerintah Diminta Buka Keran Impor Beras

Selama pandemi virus Corona di tanah air ketersediaan beras menjadi sangat penting.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2020, 18:47 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2020, 18:47 WIB
Jelang Natal dan Tahun Baru, Stok Beras Aman
Beras dijual di pasar induk cipinang, Jakarta, Kamis (13/12). Direktur Pasar Induk Beras Cipinang Arief Prasetyo Adi memastikan, ketersediaan stok beras di pasar masih dalam kategori aman jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania menyebutkan bahwa ditengah kekhawatiran masyarakat akan penyebaran Virus Corona di Tanah Air, ketersediaan komoditas pangan pokok, seperti beras harus dijamin ketersediaannya oleh pemerintah Indonesia.

"Pemerintah perlu belajar dari apa yang terjadi pada gula, bawang putih dan bawang bombay.  Yang tidak mampu memenuhi permintaan pasar dan konsumen harus membayar sangat mahal," tegas Galuh dalam siaran pers, pada Rabu (18/3/2020).

Menurutnya selama pandemi virus Corona di tanah air ketersediaan beras menjadi sangat penting, beras sendiri merupakan komiditi pangan pokok masyarakat Indonesia. Selain itu stabilitas harga jual beras, perlu diperhatikan pemerintah apalagi menjelang datangnya bulan suci Ramadan.

Untuk itu pemerintah diminta segera merealisasikan impor beras, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok beras nasional.  Akan tetapi, pemerintah juga diharapkan memilih waktu yang telat dalam mendatangkan beras impor agar tidak merugikan petani lokal.

"Supaya impor beras tidak berbarengan dengan masa panen raya,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Serap Beras Petani

Musim Kemarau, Harga Gabah Petani Alami Kenaikan
Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Perum Bulog menargetkan dapat menyerap produksi petani setara 1,2 juta ton beras pada panen raya Maret hingga akhir April, guna menjamin stok konsumsi beras aman sampai Lebaran pada Mei 2020.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menjelaskan saat ini stok beras yang dimiliki sebanyak 1,5 juta ton CBP (cadangan beras pemerintah) yang tersebar di seluruh wilayah gudang Bulog. Dengan target penyerapan beras hingga April, stok beras Bulog diperkirakan menjadi 2,7 juta ton.

"Sampai Puasa dan Lebaran pun kami yakinkan aman, apalagi sampai akhir tahun kalau kami bisa menyerap di Maret-April nanti, saya yakinkan stok Bulog untuk beras aman," kata Tri di Kramat Jati, Jakarta, Dikutip Antara, Rabu (18/3).

Dengan jumlah stok beras yang cukup besar sebanyak 1,5 juta ton, Bulog memastikan mampu mengatasi kebutuhan lonjakan harga yang tak terduga akibat pandemi virus corona maupun menghadapi Ramadan dan Idul Fitri. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir terkait kebutuhan pangan sampai dengan mulainya musim panen raya nanti.

Tri pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir atau dengan memborong beras di luar kebutuhan. Hal itu karena Bulog menjamin stok tidak hanya di DKI Jakarta saja, tetapi juga sampai wilayah terluar, seperti Wamena dan Puncak Jaya, Papua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya