Rupiah Keok 8,7 Persen Lawan Dolar AS Sejak Akhir 2019

Secara rerata rupiah telah melemah 5,18 persen dibandingkan dengan rerata level Februari 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 17:45 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat hingga 18 Maret 2020 rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Secara rerata rupiah telah melemah 5,18 persen dibandingkan dengan rerata level Februari 2020.

"Secara point to point harian melemah sebesar 5,72 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2020).

Melihat perkembangan ini, rupiah dibandingkan dengan level akhir 2019 terdepresiasi sekitar 8,77 persen. Ini juga terjadi seiring dengan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya.

Perry melanjutkan, kondisi ini merupakan penyesuaian aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik pasca meluasnya virus corona. Investor asing bergerak lantaran ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dampaknya telah memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah, yang melemah sejak pertengahan Februari 2020," tutur Perry.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Upaya Bank Indonesia

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Untuk itu, pihaknya terus meningkatkan intensitas stabilisasi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter. Agar, memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya