Donald Trump Kehilangan Harta hingga Rp 16 Triliun Gara-gara Virus Corona

Dalam sesi konferensi pers di Gedung Putih, Donald Trump sempat melontarkan pernyataan terkait dampak virus corona terhadap bisnisnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2020, 21:00 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Presiden AS Donald Trump. (AFP Photo/Mandel Ngan)
Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona (Covid-19) telah banyak mempengaruhi pergerakan ekonomi di berbagai negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS). Sebagai contoh, bisnis real estate di Negeri Paman Sam yang terpuruk, dengan saham beberapa perusahaan jatuh rata-rata pada kisaran 37 persen, sejak 1 Maret 2020.
 
Penurunan serupa menyeret industri perhotelan, properti, hingga bisnis golf. Acuan tersebut membuat sejumlah pakar industri berasumsi bahwa nilai kekayaan pebisnis besar sekaligus orang nomor satu AS, Donald Trump ikut terjun bebas.
 
Seperti dilansir Forbes, Minggu (5/4/2020), kekayaan Trump diperkirakan merosot USD 1 miliar (Rp 16 triliun) dari sebesar USD 3,1 miliar (Rp 49,6 triliun) menjadi USD 2,1 miliar (Rp 33,6 triliun). Bahkan, kekayaan bersih Presiden AS ini diprediksi bisa semakin terguncang dalam beberapa waktu ke depan.
 
 
Ini terlihat dari bisnis inti dari usaha Trump, yakni real estate komersial. Sebelum Virus Corona menyerang, sektor usaha itu bernilai sekitar USD 1,9 miliar (Rp 30,4 triliun).
 
Pada 18 Maret 2020, turun menjadi USD 1,2 miliar (Rp 19,2 triliun) lantaran real estate yang disewakannya di Manhattan sepi bak kota hantu.
 
Kondisi serupa terjadi pada bisnis perumahan, di mana Trump memiliki lebih dari 500 unit residential real estate di seluruh Amerika Serikat. Nilai bisnisnya terpangkas dari USD 235 juta ke USD 148 juta.
 
Situasi lebih parah terjadi pada bisnis perhotelan Trump. Dia mencoba menjual hotelnya di Washington DC, tapi rencana itu kini tertahan.
 
Perusahaan yang dimilikinya juga telah memangkas lebih dari 550 pegawai. Bisnisnya di sektor ini turun nilai dari USD 107 juta ke USD 38 juta.
 
Dalam sesi konferensi pers di Gedung Putih beberapa waktu lalu, Trump sempat melontarkan pernyataan terkait dampak virus corona terhadap bisnisnya.
 
"Saya sangat kurang bergairah," cetusnya. Omongan itu seakan menggambarkan kondisi bisnis lisensi dan manajemen hotel yang dikelolanya, dimana terpotong dari USD 80 juta ke USD 40 juta.
 
Nasib serupa terjadi pada usaha lapangan golf yang dimilikinya, dimana itu anjlok sekitar 20 persen dari sebelumnya USD 271 juta menjadi USD 217 juta. Portfolionya di bisnis lapangan golf pun kini bergantung besar pada seberapa lama virus corona melemahkan perekonomian.
 
Bagian terbaik dalam performa bisnis Trump justru jatuh pada tumpukan uang tunainya. Trump telah keluar dari bisnis di pasar saham sejak lama, dan kini ia menyimpan rekening tunai sekitar USD 160 juta secara aman.
 
Hal tersebut mungkin dipandang sebagai investasi buruk beberapa tahun lalu, ketika aktivitas di pasar modal sedang bergairah namun ia malah kehilangan keuntungan. Tapi hari ini, perjudian tersebut berbuah manis.

2 Miliarder yang Tambah Harta Selama Pandemi Corona

Jeff Bezos
Jeff Bezos (AP Photo/Ted S. Warren, File)

Orang-orang terkaya di seluruh dunia kehilangan miliaran Dolar karena pandemi Virus Corona atau Covid-19. Namun, orang terkaya nomor wahid dunia Jeff Bezos termasuk yang beruntung.

Kekayaan Bezos justru bertambah. Kekayaan bersihnya melonjak USD  5,9 miliar atau Rp 97,8 triliun pada 2020 sejauh ini, menurut  Bloomberg Billionaires Index.

Bezos adalah satu-satunya orang dalam lima besar di Bloomberg's Billionaires Index yang tidak kehilangan uang pada 2020.

Miliarder lain, termasuk Mark Zuckerberg kekayaannya merosot saat pandemik Corona yang menyebabkan volatilitas pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Orang-orang yang sangat kaya sering terpengaruh secara tidak proporsional oleh aksi jual pasar karena portofolio mereka yang sangat padat.

Mengutip laman Business Insider, Sabtu (4/4/2020), mayoritas kekayaan Jeff Bezos berasal dari saham di pengecer online Amazon, yang didirikan pada tahun 1994.

Sementara pengecer lain berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan merumahkan karyawan karena wabah virus corona , Amazon telah melihat lonjakan permintaan dan merekrut 100 ribu karyawan baru.

Bezos bukan satu-satunya orang yang mendapat untung selama wabah. Kekayaan bersih Zoom CEO Eric Yuan telah meningkat lebih dari USD  4 miliar  atau Rp 64 triliun pada 2020.

Kekayaan Yuan bertambah karena kini banyak orang melakukan konferensi video untuk bekerja dan bersosialisasi, sebagai bagian mematuhi pedoman jarak sosial yang dirancang untuk membantu memperlambat penyebaran virus Corona.

Reporter : Tiara Sekarini

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya