Bursa Saham Asia Pasifik Bergerak Variatif di Tengah Upaya Penanganan Corona

Saham-saham di Australia memimpin kerugian di antara pasar-pasar utama di kawasan Asia Pasifik.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Apr 2020, 08:58 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 08:58 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Asia Pasifik bergerak variatif pada perdagangan Rabu pekan ini. Hal tersebut karena negara-negara di kawasan itu terus melakukan langkah-langkah untuk memerangi pandemi virus corona.

Dikutip dari CNBC, Rabu (8/3/2020), saham-saham di Australia memimpin kerugian di antara pasar-pasar utama di kawasan Asia Pasifik, dengan S&P / ASX 200 menurun 1,28 persen karena saham bank-bank besar seperti Commonwealth Bank of Australia dan Westpac masing-masing turun lebih dari 2 persen.

Di Jepang, Nikkei 225 turun di perdagangan pagi hari, sementara indeks Topix 0,15 persen lebih tinggi. Di Korea Selatan, Kospi merosot 0,4 persen, sementara indeks Kosdaq naik 0,16 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,35 persen lebih rendah.

Perkembangan pada pandemi global coronavirus kemungkinan akan terus menjadi fokus para investor, dengan langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat sedang dilaksanakan oleh negara-negara regional dalam beberapa hari terakhir untuk mengekang penyebaran penyakit.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Selasa menyatakan keadaan darurat untuk memerangi infeksi virus corona di pusat-pusat populasi utama.

Singapura juga mengesahkan serangkaian undang-undang yang melarang pertemuan sosial dalam ukuran apa pun di area pribadi dan publik, menurut laporan media setempat.

Sementara itu, China mencabut pembatasan perjalanan di Wuhan, pusat virus di Cina daratan, mulai Rabu, menandai berakhirnya penutupan yang dimulai pada 23 Januari.

Secara global, lebih dari 1,4 juta telah terinfeksi oleh coronavirus sejauh ini sementara setidaknya 81.000 nyawa telah diambil, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Wall Street

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara di pasar saham Amerika Serikat (AS), saham berakhir lebih rendah setelah sesi yang bergejolak. Dow Jones Industrial Average ditutup 26,13 poin lebih rendah, atau 0,1 persen, pada 22.653,86 setelah naik lebih dari 900 poin pada sesi tinggi.

Kemudian, S&P 500 mengakhiri hari perdagangan 0,2 persen lebih rendah pada 2.659,41 sedangkan Nasdaq Composite turun 0,3 persen menjadi 7.887,26.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya