Dianggap Masih Ideal, Mendag Tak Akan Ubah HET Gula Pasir

Kementerian Perdagangan saat ini tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gula pasir

oleh Tira Santia diperbarui 29 Apr 2020, 14:09 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 14:04 WIB
Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan saat ini tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gula pasir bagi produsen. Alhasil harga gula tetap Rp 12.500/kg saat dijual ke konsumen.

ā€œMemang saat ini HET ini kita tidak berubah karena masih ada produksi-produksi yang impor dan yakin bisa terpenuhi,ā€ kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam Konferensi Pers Kemedag Peduli, di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Hal itu ia katakan karena berkaitan bahwa pihaknya juga sudah melakukan penugasan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk mengelola Gula Kristal Putih (GKP) yang diperkirakan masuk dipertengahan Mei ini, dan itu bisa diproses lebih awal. Sehingga harga gula bisa stabil di kisaran Rp 12.500/kg.

Selain itu, meskipun mundurnya musim giling yang menjadi salah satu penyebab kelangkaan gula, pihaknya akan mengevaluasi kembali produktivitas petani tebu pada saat musim panen nanti.

ā€œDi mana nanti, karena Juni kita akan lihat apakah produktivitasnya dari petani mengalami perubahan dan target panen tebu dan sebagainya, kita juga akan memperhatikan petani-petani tersebut supayaĀ produksinya terjual dengan baik,ā€ ujarnya.

Dia mengatakan seharusnya memang untuk musim giling adalah bulan April-Mei namun menjadiĀ mundur sampai Juni.

ā€œInilah yang terjadi beberapa waktu lalu yang terjadi kelangkaan gula, tapi sudah kita antisipasi, dan dimasa-masa seperti ini sering terjadi permintaan naik mendekati musim lebaran ini kemudian ditambah mundurnya musim penggilingan dan juga ditambah lagi ditambah musim pandemic covid-19,ā€ jelasnya.

Ā 

Bentuk Tim Monitoring Gula

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Lanjut Menteri Agus, memang HET itu ditentukan Rp 12.500/kg, artinya produsen agar menjual ke distributor di bawah Rp 12.500/kg.

ā€œNah ini di pasar tradisional sebelum-sebelumnya memang kesulitan pemasok, tapi saya bilang kalau ada kesulitan hubungi pihak kami,ā€ serunya.

Untuk itu pihaknya membentuk tim monitoring untuk memantau bagi pendistribusian gula tersebut.

ā€œSaya katakan distribusi ini kita pastikan masuk ke pasar tradisional dan ritel modern agar bisa mengakomodir konsumen, sehingga mencapai target harga Rp 12.500/kg,ā€ tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya