Pengangguran Membengkak, Harga Emas Diprediksi Menguat Sepanjang Pekan Ini

Harga emas setidaknya bisa mencapai USD 1.750 per ounce pada perdagangan sepanjang pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Para analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas akan melambung tinggi sepanjang pekan ini. Hal tersebut didasari sentimen data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang buruk.

Dikutip dari Kitco, Senin (11/5/2020), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa daftar gaji di luar pertanian untuk bulan April 2020 turun 20,5 juta. Sementara tingkat pengangguran melonjak menjadi 14,7 persen, level tertinggi sejak awal 1930.

"Ada banyak ketidakpastian dari rendahnya data tenaga kerja ini," jelas Co-Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk.

"Saya pikir kenaikan harga emas hanya masalah waktu. setidaknya bisa mencapai USD 1.750 per ounce dan bisa mencapai harga tertinggi untuk tahun ini," lanjutnya.

Enam dari 11 analis atau sebesar 55 persen memperkirakan bahwa harga emas akan bullish. Swedangkan tiga analis atau 27 persen mengatakan harga emas akan jatuh. Selain itu dua analis atau 18 persen netral.

Sementara itu, 750 suara pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat yang dilakukan Kitco. Dari jumlah tersebut sebanyak 502 pelaku pasar atau 67 persen menyatakan harga emas akan naik.

Sedangkan 139 pelaku pasar atau 19 persen menyatakan bahwa harga emas akan mengalami tekanan. Di luar itu, sebanyak 109 orang atau 15 persen netral.

Dalam survei untuk minggu lalu, sebagian besar analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas akan naik. Sedangkan pada perdagangan Jumat lalu harga emas Comex untuk pengiriman Juni 1,6 persen lebih tinggi menjadi USD 1,727.90 per ounce.

 

Data Ekonomi Buruk

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Editor Eureka Miner Richard Baker mengatakan, mayoritas pelaku pasar yakin bahwa harga emas bakal naik lagi. Dia berkomentar, hilangnya 20,5 juta pekerjaan pada bulan April lebih baik daripada yang diperkirakan yaitu sebesar 21,5 juta. Namun angka tersebut tetap buruk.

Pada perdagangan pekan lalu, penurunnya ketegangan antara AS dengan China dan juga dilonggarkannya aturan lockdown di beberapa negara membuat beberapa investor mengumpulkan kembali aset-aset berisiko. Namun menurutnya tindakan tersebut sedikit terburu-buru.

Direktur RBC Wealth Management George Gero juga memperkirakan harga emas akan naik pada pekan ini setelah angka pekerjaan memburuk.

Analis teknis senior dengan Kitco Jim Wyckoff, mengatakan bahwa harga emas masih tetap bullish pada grafik teknis. "Aksi harga minggu ini akan mengalami sedikit kenaikan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya