Manfaatkan Perang Dagang, Pemerintah Incar Relokasi Perusahaan AS

Kementerian Perindustrian tengah membidik sejumlah investasi sektor industri dari Amerika Serikat (AS).

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 20:45 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara halalbihalal secara virtual di Jakarta. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian tengah membidik sejumlah investasi sektor industri dari Amerika Serikat (AS). Menyusul beberapa perusahaan asal Negeri Paman Sam akan ada yang merelokasi pabriknya dari China akibat dampak perang dagang AS-China yang semakin alot.

"Kami tetap fokus menarik investasi di berbagai sektor industri. Sektor manufaktur yang kami sasar meliputi industri untuk substitusi impor, industri berorientasi ekspor, industri padat karya dan industri produk berbasis teknologi tinggi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (12/6).

Guna merealisasikan penanaman modal tersebut, Menperin Agus menyampaikan, pihaknya siap memfasilitasi dengan menawarkan ketersediaan kawasan industri yang terintegrasi.

Apalagi saat ini, Indonesia telah mendirikan sebanyak 114 kawasan industri dan berencana untuk mengembangkan 27 kawasan industri lainnya hingga akhir tahun 2024.

"Kemarin, Kamis (10/6), Kementerian Perindustrian melakukan pertemuan virtual dengan US-ASEAN Business Council. Pada kesempatan itu, mereka membuktikan mampu menjadi katalis bagi pertumbuhan sektor-sektor industri baru di Indonesia, bahkan sampai menyediakan pelatihan, berbagi pengetahuan, dan turut mengembangkan wirausaha di dalam negeri," ujarnya.

Agus pun optimistis, AS akan selalu menjadi mitra bisnis perdagangan yang penting bagi Indonesia. Hal ini ditandai dengan peningkatan investasi dan kerja sama di antara pelaku industri kedua negara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Investasi AS di Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)

Sepanjang tahun 2103-2017, penanaman modal AS di Indonesia diproyeksi telah menyentuh angka USD 36 miliar. Adapun, perusahaan AS yang telah berkontribusi besar di Indonesia, di antaranya adalah perusahaan raksasa teknologi seperti IBM, HP, Microsoft, Facebook, Google dan Apple, yang telah menjadi kunci digitalisasi di Indonesia. Adanya perusahaan raksasa teknologi tersebut juga turut berkontribusi pada penerapan industri 4.0 di tanah air.

"Sedikitnya ada empat isu utama yang sedang menjadi perhatian pemerintah saat ini dalam upaya penanganan Covid-19 dan memulihkan kembali roda perekonomian nasional. Yang menjadi key issue adalah pengaruh Covid-19 ke sektor industri, kebijakan selama PSBB, insentif untuk investor, dan program terkait industri dalam menangani Covid-19," keluhnya.

Agus menambahkan, pemerintah saat ini telah memberikan berbagai insentif bagi sektor industri, terutama mereka yang terdampak pandemi Covid-19 agar bisa bergairah kembali. Stimulus itu antara lain relaksasi untuk pajak impor, pajak penghasilan, restitusi pajak pertambahan nilai, serta tunjangan pajak penghasilan untuk perusahaan individu.

Selain itu, akan ada stimulus tambahan yang sedang dibahas oleh pemerintah, di antaranya adalah penyesuaian harga energi untuk listrik dan gas, restrukturisasi kredit atau pinjaman, dan ketentuan pinjaman modal kerja. Sehingga Menperin meyakini, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama para investor yang ingin berekspansi atau membangun pabrik barunya.

"Apalagi, Indonesia dinilai akan mampu menjadi pusat manufaktur di kawasan ASEAN. Karena sebagian perusahaan skala besar telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka untuk pasar global," tandasnya   

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya