Cegah IKM Gulung Tikar, Kemenperin Gelar Program Link and Match

IKM di sentra logam Tegal berhasil mendapatkan purchase order dari SASS untuk membuat produk substitusi impor berupa handle socket.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 12:45 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 12:45 WIB
Meningkatkan Produksi Ikm
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan komponen kendaraan bermotor di industri logam Bengle, Tegal, Rabu (10/10). Kementerian Perindustrian menargetkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) tumbuh 11 persen hingga akhir 2018 . (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berusaha agar pelaku industri kecil menengah (IKM) tidak gulung tikar di tengah pandemi Corona Covid-19. Salah satu langkah adalah mendorong IKM logam yang memproduksi berbagai komponen otomotif.

"Di masa pandemi ini, sejumlah IKM di sentra logam Tegal yang telah menjadi mitra Agen Pemegang Merek (APM) sebagai tier 1 dan tier 2 mengalami penurunan omzet hingga 90 persen dikarenakan APM sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Untuk dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan usaha para pelaku IKM, Kementerian Perindustrian terus melakukan penjajakan terhadap peluang pasar yang ada. Salah satu upaya untuk menjembatani IKM di sentra logam Tegal dalam menjajaki pasar baru di sektor industri otomotif, dengan menggelar program link and match antara IKM dengan perusahaan besar.

"Bagai gayung bersambut, melalui kegiatan perjodohan tersebut, substitusi impor yang tengah dilakukan PT Sinar Agung Selalu Sukses (SASS) di masa pandemi ini menjadi harapan baik bagi pelaku IKM di sentra logam Tegal. SASS merupakan salah satu perusahan manufaktur otomotif yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan empat untuk pasar original equipment manufacturer (OEM) maupun aftermarket," jelasnya

Sehingga, IKM di sentra logam Tegal berhasil mendapatkan purchase order (PO) dari SASS untuk membuat produk substitusi impor berupa handle socket LT 10 ton, handle socket LT 5 ton, dan handle socket LT 30,32 ton. Selain itu, mereka juga akan mendapat pesanan tangkai spion dari SASS.

Produk-produk itu nantinya akan diproduksi menggunakan mesin stamping. Namun, IKM perlu melakukan investasi untuk pembuatan dies (cetakan) dengan biaya yang tidak sedikit.

"Maka program restrukturisasi mesin dan peralatan yang kami miliki. Diharapkan dapat membantu meringankan pelaku IKM dalam investasi pembuatan dies tersebut," imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Membagi pekerjaan

Industri Kecil Menengah Siap Bersaing Secara Kompetitif
Pekerja memproduksi produk di PT Rahmat Perdana Adhimetal di Cikarang, Jabar, Senin (11/1/2019). Dukungan Astra Ventura untuk Industri Kecil Menengah (IKM) diharapkan dapat bersaing secara kompetitif di tengah disrupsi teknologi dan menjadi connecting dari para stakeholder. (Liputan6.com/HO/Eko)

Selain mendapatkan pasar baru, IKM di sentra logam Tegal didorong untuk saling bahu-membahu dengan membagi pekerjaan. Seperti yang dilakukan oleh PT. Mitra Karya Tegal dengan berbagi pekerjaan kepada IKM logam lainnya dalam memproduksi aksesoris kendaraan roda dua.

Apalagi dalam memenuhi kebutuhan bahan baku logam, IKM di sentra logam Tegal telah didukung oleh Material Center yang hadir atas inisiasi dan kerja sama Ditjen IKMA dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal. Sehingga dapat memperkuat daya saing IKM terlebih pada masa pandemi covid-19 saat ini, papar Gati.

"Dalam memasuki fase new normal, kolaborasi untuk bersama-sama membangun kemajuan IKM perlu diperkuat dan terus dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program yang terarah dan berkelanjutan. Pemerintah pusat dan daerah harus selalu hadir dalam mendukung peningkatan daya saing IKM serta untuk memperkuat IKM di dalan rantai pasok industri nasional maupun global," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya