Pemerintah Rampungkan Rehabilitasi 12 Sekolah di Perbatasan Kaltara

Sebanyak 8 sekolah diantaranya merupakan SD dan 4 SMP yang berada di dua Kabupaten, yakni Kabupaten Malinau dan Nunukan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 26 Jun 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 17:20 WIB
Sekolah di Perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Sekolah di Perbatasan Indonesia dan Malaysia. (Dok Kementerian PUPR).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltara telah menyelesaikan rehabilitasi dan renovasi 12 Sekolah Dasar (SD) dan Menengah Pertama (SMP) yang dibangun menembus kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan Utara.

Sebanyak 8 diantaranya merupakan SD dan 4 SMP yang berada di dua Kabupaten, yakni Kabupaten Malinau dan Nunukan.

Kepala BPPW Kaltara Dony Fitriandy mengatakan, masing-masing sebanyak dua sekolah berada di Kabupaten Malinau, yakni SD Negeri 002 Sungai Tubuh dan SMP Negeri 1 Mentarang Hulu.

Sementara enam sekolah berada di Perbatasan Krayan Kabupaten Nunukan, yakni SMP Negeri 2 Krayan Selatan, SMP Negeri 1 Krayan Selatan, SMP Negeri 2 Krayan, SD Negeri 012 Krayan, SD Negeri 014 Krayan, dan SD Negeri 009 Krayan.

Sisanya sebanyak empat sekolah berada di Perbatasan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, yakni SD Negeri 001 Sebatik Barat, SD Negeri 001 Sebatik Tengah, SD Negeri 002 Sebatik Tengah, dan SD Negeri 001 Sebatik Utara.

"Tantangan utama dalam rehabilitasi sekolah di kawasan perbatasan adalah kesulitan dalam transportasi material dan keterbatasan akses menuju lokasi. Misalnya, lokasi Kecamatan Sungai Tubuh sangat sulit untuk di jangkau karena harus menggunakan longboat selama 32 jam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama dua hari dua malam," ujar Dony dalam keterangan tertulis, Jumat (26/6/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tantangan yang Dihadapi

Tahun Ajaran Baru, Siswa di Subang Belajar di Gedung Sekolah Bobrok
Sejak dibangun 1992, bangunan sekolah dasar di Subang itu tak pernah lagi direnovasi. (Liputan6.com/Abramena)

Donny menyampaikan, tantangan lain yang harus dihadapi yakni material bahan baku yang harus didatangkan dari luar daerah tersebut.

"Untuk mencapai Kecamatan Krayan, satu-satunya akses menuju kesana hanya dengan menggunakan transportasi udara, itupun harus melapor satu minggu sebelum keberangkatan kepada pihak maskapai. Begitupun untuk Kawasan Pulau Sebatik, yang harus mengirim bahan material dari luar Pulau Sebatik," tuturnya.

Dengan segala keterbatasan tersebut, Dony menyatakan pihaknya tetap bekerja keras menyelesaikan proyek yang ada untuk membangun asa anak negeri di Perbatasan Borneo melalui peningkatan kualitas pendidikan yang setara di seluruh Indonesia.

"Total alokasi anggaran rehabilitasi dan renovasi 12 sekolah tersebut sebesar Rp 34 miliar. Untuk saat ini, sekolah yang dibangun telah di serah terimakan pengelolaan sementaranya kepada Pemerintah Kabupaten Malinau dan Nunukan untuk dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya