Embung Dorong Peningkatan Produksi Petani Gowa

Embung yang dibangun di Gowa ini memanfaatkan sumber air dari aliran sungai.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Jul 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 20:15 WIB
Antisipasi Perubahan Iklim 2020, Kementan Susun Strategi Ketahanan Pangan
Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa dialirkan ke sawah-sawah petani.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan embung di Gowa terbukti tepat sasaran. Sebab, lahan pertanian yang teraliri air semakin luas. Dampaknya positif, karena produksi pertanian pun turut meningkat dengan hadirnya embung.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian sangat membutuhkan air. Oleh karena itu, petani harus menjamin ketersediaan air agar hasil pertanian maksimal.

“Kita akan menghadapi ancaman musim kemarau panjang. Artinya petani harus mengantisipasinya, salah satunya dengan membangun embung. Karena jika tidak diantisipasi sejak awal, tanaman bisa dilanda kekeringan,” kata Syahrul, dalam keterangan tertulis, Kamis (02/07/2020).

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menilai, keputusan membangun embung untuk pertanian di Gowa sudah tepat.

Embung adalah solusi buat daerah yang minim sumber air. Khususnya untuk menghadapi musim kemarau. Karena dengan embung, persediaan air dipastikan akan tetap aman, seperti halnya pertanian di Gowa yang terbantu dengan hadirnya embung,” kata Sarwo Edhy.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bisa untuk Kebutuhan Lain

Embung Rawa Sari yang terletak di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Embung Rawa Sari yang terletak di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.(dok: PUPR)

Sarwo Edhy menambahkan, air yang tersedia di embung bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan air pertanian di Gowa. Tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air di perkebunan, ladang guna mengairi pertanaman sayuran dan hortikultura.

Sarwo Edhy menambahkan, saat ini saluran penghubung dari embung atau Dam Parit yang telah dikerjakan petani berupa saluran lining permanen, dan sudah menjangkau lahan sejauh kurang lebih 600 meter.

Embung yang dibangun di Gowa ini memanfaatkan sumber air dari aliran sungai. Sebelum adanya embung, luas areal yang teraliri sekitar 10 hektare (ha). Dengan embung, jumlah ini bertambah menjadi 25 ha hingga 80 ha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya