Potensi Ekonomi Digital Capai USD 133 Miliar, Pemerintah Ajak UMKM Go Online

Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 10 juta UMKM dapat go online hingga akhir tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 13:40 WIB
Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Potensi ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai USD 133 miliar pada 2025. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merambah ke bisnis digital atau go digital sehingga ikut terciprat perkembangan ini.

"Ekonomi digital akan terus berkembang pesat. Pemerintah sendiri menargetkan keuntungan dari ekonomi digital pada 2025 mencapai USD 133 miliar," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam webinar yang digagas oleh WhatsApp, Selasa (21/7/2020).

Namun, sambung Iskandar, saat ini perkembangan ekonomi digital di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada. Hal itu ditandai dengan masih rendahnya jumlah UMKM yang memanfaatkan bisnis digital.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini jumlah UMKM yang menjajaki pasar digital baru mencapai 13 persen atau sekitar 8 juta usaha. Sementara, total jumlah UMKM di Tanah Air mencapai 64,19 juta. Dimana sebanyak 63,35 juta diantaranya ialah pelaku usaha mikro.

Padahal sektor usaha ini mampu menyerap sampai 97 persen tenaga kerja di dalam negeri. Selain itu, UMKM juga berkontribusi sebesar 61,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan ekspor nonmigas 14,37 persen.

Oleh karena itu, pihaknya menargetkan 10 juta UMKM dapat go online hingga akhir tahun ini. Sebab, sektor usaha ini masih menjadi bantalan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Terlebih pasca pandemi Covid-19 ini, bisnis berbasis digital diyakini mempunyai keuntungan lebih dibandingkan cara konvensional. Antara lain jangkauan pasar yang lebih luas, tingkat penjualan produk yang lebih tinggi, dan biaya promosi yang lebih murah.

"Sehingga UMKM harus bisa survive jika ingin ekonomi kita bangkit. Jadi, solusi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita ya dengan cara kita UMKM go online," tukasnya

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Semakin Banyak UMKM Go Digital, Pemulihan Ekonomi Bertambah Cepat

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat kain selama pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran KKI 2019 ini berlangsung selama 3 hari menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Para pelaku Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebanyak mungkin harus memanfaatkan penjualan berbasis digital selama pandemi Covid-19 berlangsung. Langkah ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit menjelaskan, penjualan berbasis digital dapat mendongkrak pendapatan usaha UMKM. Sekaligus mempercepat pemilihan ekonomi nasional.

‌"Sebegitu banyak UMKM di Indonesia, tetapi baru 13 persen yang online atau 8 juta UMKM. Padahal penjualan online sekarang laku keras. Kalau kita maksimalkan online akan mempercepat recovery ekonomi kita," tegas dia dalam Webinar Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Kamis (16/7/2020).

Vicky mengatakan, capaian angka 13 persen UMKM yang telah go digital dinilai belum mampu menggairahkan ekonomi nasional. Bahkan dengan capaian angka itu UMKM masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Padahal, lanjut dia, berdasarkan data milik Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2018, jumlah UMKM di Tanah Air mencapai 64,19 juta. Dimana sebanyak 63,35 juta diantaranya ialah pelaku usaha mikro.

Maka dari itu, pemerintah telah menargetkan 10 juta UMKM go online hingga akhir tahun ini. Strateginya dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah e-commerce ternama untuk menyerap berbagai produk UMKM.

Pun, pihaknya juga aktif menyelenggarakan program EDUKUM. Melalui program ini pelaku UMKM akan diberikan pelatihan untuk memperluas akses pasar dan memperbaiki proses bisnis menuju era digital.

"Pasca pandemi ini Indonesia memerlukan pemulihan ekonomi UMKM yang merata, namun juga cepat. Agar tidak ada stagnasi ekonomi yang berkepanjangan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya