Ledakan di Lebanon Tak Pengaruhi Harga Minyak Indonesia

Dunia dikejutkan dengan pemberitaan tentang sebuah ledakan besar di Beirut Lebanon, pada Selasa (4/8) waktu setempat.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Agu 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Dunia dikejutkan dengan pemberitaan tentang sebuah ledakan besar di Beirut Lebanon, pada Selasa (4/8) waktu setempat.

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial, mengatakan dampak dari ledakan yang terjadi di Lebanon itu tidak terlalu berpengaruh pada harga minyak Indonesia.

“Kita harapkan tidak akan terlalu berdampak. Diharapkan situasi tersebut tidak merembet kemana-mana. Memang salah satu ketidakpastian harga minyak itu geopolitik, tapi kita harapkan betul-betul tidak merembet pada sesuatu yang sifatnya perang antara OPEC dan APEC, dan lain sebagainya,” kata Ego dalam konferensi pers Persiapan Rencana Lelang Wilayah Kerja Migas, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, dampak yang paling dirasakan saat ini adalah dampak pandemic covid-19 yang masih berlarut-larut melanda seluruh dunia.

Kendati begitu, pihaknya menyebut telah menyetok minyak. Sehingga adanya ledakan di Lebanon bisa diantisipasi jika sewaktu-waktu berdampak pada harga minyak dunia.

“Memang dampaknya mungkin nanti,  tapi di saat-saat kemarin covid-19  kita sempat nyetok ngumpulin minyak,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ledakan Lebanon

Pandangan Udara dari Pelabuhan Beirut Usai Ledakan
Gambar drone menunjukkan asap dari tempat ledakan yang mengguncang pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan terjadi di area pelabuhan, di tempat penyimpanan bahan peledak, amonium nitrat. (AP Photo/Hussein Malla)

Demikian, hingga Rabu (5/8/2020) pagi, korban tewas akibat ledakan Lebanon dilaporkan sebanyak 73 orang dan 3.700 lainnya luka-luka. Jumlah korban dikabarkan terus bertambah.

Berdasarkan hasil investigasi Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim, ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika, seperti dikutip dari Aljazeera.

Kabarnya, hasil investigasi tersebut telah dilaporkan Ibrahim kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang berisi presiden dan semua lembaga keamanan utama negara. Otoritas Lebanon berjanji akan memberi hukuman paling berat ke pihak yang bertanggung jawab. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya