Survei SMRC: 79 Persen Masyarakat Percaya Jokowi Bisa Bawa Indonesia Keluar dari Krisis Ekonomi

Temuan ini menunjukkan kenaikan stabil dukungan terhadap Presiden Jokowi dalam 3 bulan terakhir.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Agu 2020, 16:24 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2020, 16:24 WIB
Reaksi Jokowi Saat Dengar Penyidik KPK Disiram Air Keras-Jakarta- Angga Yuniar-20170411
Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membeberkan temuan perihal tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi dan menyelesaikan krisis ekonomi akibat dampak pandemu Covid-19.

Survei menyebutkan, sekitar 79 persen masyarakat percaya Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Hanya sekitar 21 persen yang menyatakan tidak percaya.

Adapun, survei dilakukan pada rentang waktu 29 Juli hingga1 Agustus 2020 dengan wawancara via telepon kepada 1.203 responden yang terpilih secara random dengan margin of error 2,9 persen.

"Ini adalah modal penting bagi Presiden Jokowi. Terutama karena warga menilai ekonomi Indonesia terus memburuk," kata peneliti SMRC Saidiman Ahmad, Minggu (9/8/2020).

Secara rinci, dari 79 persen tersebut terdapat 7,3 persen responden yang sangat percaya dan 71,3 persen responden yang cukup percaya. Sementara 18,1 persen responden kurang percaya, 1,6 persen tidak percaya sama sekali dan 1,7 persen tidak diketahui.

Menurut Saidiman, temuan ini menunjukkan kenaikan stabil dukungan terhadap Presiden Jokowi dalam 3 bulan terakhir.

Pada survei 20 hingga 22 Mei 2020, tingkat kepercayaan pada kemampuan Jokowi menangani krisis ekonomi sempat turun menjadi 69 persen. Setalah itu, secara perlahan tingkat kepercayaan tersebut terus menaik.

Dalam kesempatan yang sama, hasil survei SMRC juga menunjukkan 87 persen masyarakat menganggap kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Di akhir Juni, persentase warga yang menganggap kondisi ekonomi lebih buruk adalah 72 persen.

Di sisi lain, survei ini menunjukkan persentase warga yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk mencapai 69 persen, yang menunjukkan hampir tidak ada perubahan dibandingkan akhir Juni, ketika angkanya mencapai 70 persen.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

 

Saksikan video di bawah ini:

Survei SMRC: 54 Persen Masyarakat Pikir Investasi Asing Berdampak Negatif ke Ekonomi Indonesia

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru soal pendapat masyarakat Indonesia mengenai investasi baik asing maupun dalam negeri, utamanya di tengah pandemi saat ini.

Survei dilakukan pada rentang waktu 29 Juli hingga 1 Agustus 2020 dengan mengambil sampel secara acak via telepon.

Hasilnya, 54 persen responden menilai, banyaknya pengusaha asing yang masuk dan membangun pabrik atau membuka usaha di Indonesia bukan merupakan kondisi yang baik.

"Yang setuju hanya 37 persen," ujar peneliti SMRC Saidiman Ahmad dalam webinar, Minggu (9/8/2020).

Saidiman menjelaskan, secara rinci, terdapat 3 variabel asal negara investor yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebanyak 70 persen responden menganggap investasi dari China berdampak negatif, sementara untuk Malaysia, angkanya sebesar 67 persen.

Sedangkan, 41 persen responden menyambut positif investasi asing dari Jepang dan menilai hal itu akan berdampak baik untuk ekonomi Indonesia.

Kemudian dikaitkan dengan pengesahan RUU Cipta Kerja, sebanyak 42 persen responden setuju investasi akan membuat banyak pengusaha asing membuka lapangan kerja di Indonesia. Dari jumlah yang setuju tersebut, 67 persennya menganggap hal itu baik untuk ekonomi Indonesia.

Dalam kasus tiga negara (Jepang, China, Malaysia), investor dari Jepang dinilai membawa dampak yang lebih positif dibandingkan investor dari China dan Malaysia, dengan hasil survei sebesar 72 persen dari responden yang setuju.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya