Revitalisasi Sarinah, Erick Thohir Tekankan Hal Ini

Sarinah tidak hanya bertransformasi, tapi juga mengedepankan kolaborasi, apalagi di bawah klaster sangat kuat.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Agu 2020, 18:24 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 18:24 WIB
FOTO: Gedung Pusat Perbelanjaan Pertama di Indonesia Segera Direnovasi
Warga berolahraga di trotoar sekitar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pusat perbelanjaan Sarinah sedang mengalami revitalisasi saat ini. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, Sarinah harus diubah menjadi lebih modern dan kekinian untuk bisa menjangkau pasar di era kini.

Supaya Sarinah dapat bertransformasi dengan sukses, maka perlu dilakukan juga kolaborasi dengan pihak lain.

"Kita melihat transformasi yang sudah dijabarkan Bu Dirut (Dirut Sarinah Fetty Kwartati) sudah bagus, tinggal diimplementasikan. Tapi saya ingin tambahkan kolaborasi. Suksesnya Sarinah juga mesti ada kolaborasi," kata Erick dalam tayangan virtual, Selasa (18/8/2020).

Saat ini BUMN telah memiliki 12 klaster, salah satunya klaster pariwisata dan pendukung. Di dalam klaster tersebut, sebanyak 8 BUMN yang berkaitan digabungkan dan dikolaborasikan demi kinerja bisnis yang lebih baik dan terciptanya supply chain yang efisien.

Namun, penggabungan itu bukan berarti akan merusak ekosistem kerja sama yang tercipta dengan swasta, UMKM, BUMD dan BUMDes.

"Tetapi ini sebuah keberpihakan di mana ketika kita melihat Covid-19 terjadi, ya, memang selain kita mesti mandiri, tetapi kita juga harus memperbaiki supply chain kita," tutur Erick.

Dia berharap Sarinah tidak hanya bertransformasi, tapi juga mengedepankan kolaborasi, apalagi di bawah klaster sangat kuat.

UMKM harus disukseskan sedemikian rupa, sehingga tujuan Sarinah melakukan transformasi dan kolaboratif ini ada dampaknya, bukan sekedar lip-service.

Kata Erick, jika Sarinah menemukan ada BUMN pariwisata yang tidak mengedepankan produk lokal, maka pihaknya bisa melapor ke Mantan Bos Inter Milan itu.

"Ada airport, ada penerbangan, ada Hotel Indonesia. Jadi kalau Hotel Indonesianya tidak memproritaskan produk Indonesia, Sarinah bisa lapor saya. Kalau produk Hotel Indonesia impor-impor, bisa lapor saya. Begitu juga Garuda. Bukan berarti pesawatnya nggak boleh impor, kita belum bisa. Tapi di dalamnya, seragamnya, atau alat jualannya, kalau bisa merek lokal harus didahulukan," tutur dia.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video di bawah ini:


Telan Biaya Rp 700 Miliar, Renovasi Sarinah Ditargetkan Rampung 17 Agustus 2021

FOTO: Gedung Pusat Perbelanjaan Pertama di Indonesia Segera Direnovasi
Warga beristirahat di kawasan Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan akan melakukan renovasi Gedung Sarinah dengan total anggaran senilai Rp700 miliar yang akan dimulai pada Juni 2020. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Revitalisasi pusat perbelanjaan Sarinah ditargetkan kelar 17 Agustus 2021. Renovasi ini membutuhkan anggaran hingga Rp 700 miliar.

Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Agung Budi Waskito menyatakan, WIKA selaku salah satu pengembang yang diberikan tanggung jawab merenovasi proyek itu siap mendukung pelaksanaan renovasi Sarinah tepat waktu.

"Hari ini, WIKA mendapat kehormatan sekaligus kepercayaan untuk meneruskan estafet kebanggaan bangsa, yaitu dengan melakukan transformasi dan renovasi gedung Sarinah. Jadi kalau hari ini pencanangan, mudah-mudahan 17 Agustus 2021 kita meresmikan," ujar Agung dalam tayangan virtual, Selasa (18/8/2020).

Agung menyatakan, dalam pelaksanaan revitalisasi proyek tersebut, pihaknya akan melibatkan 400 tenaga kerja dengan usia di bawah 45 tahun. Pihaknya juga memastikan menggunakan 100 persen komponen bahan baku lokal kecuali eskalator yang masih harus diimpor.

"Kemudian kita juga menginstruksikan pada temen-teman lapangan untuk pembelanjaan di bawah Rp 50 juta kita menggunakan PaDi (Pasar Digital) UMKM," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati menyatakan, brand Sarinah merupakan brand legendaris sejarah panjang yang konsepnya perlu digiring pula ke nuansa yang lebih modern dan kekinian. Itulah mengapa transformasi ini dijalankan.

Ketika sudah hadir dengan wajah baru, Sarinah diyakini bisa menjadi gerbang pemersatu brand dan merek lokal sehingga bisa lebih dikenal, lebih memiliki akses pasar dan tetap mengikuti perkembangan zaman.

"Kalau selama ini brand-brand berangkat atau ekspansi sendiri-sendiri, mempunyai challenge (tantangan), tapi dengan Sarinah, ini bisa menjadi gerbong atau satu kekuatan tersendiri dan bisa menciptakan jalur distribusi produk lokal dan UMKM," kata Fetty.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya