Simak 6 Tips Aman Saat Belanja Online

Ada enam tips yang bisa diterapkan untuk menjadi konsumen cerdas dalam melakukan transaksi pembelian secara daring

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 14:00 WIB
Online transaksi/Unsplash William
Online transaksi/Unsplash William

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono meminta konsumen lebih cerdas dalam melakukan transaksi pembelian secara daring di tengah pandemi Corona. Sehingga konsumen terhindar dari tindak penipuan yang kian marak dilakukan oleh oknum penjual online.

"Akibat pandemi ini pola perilaku konsumen bergeser melalui sistem digital. Tapi pengaduan atas penipuan kami cukup banyak. Maka konsumen harus cerdas dalam melakukan transaksi secara online," ujarnya dalam peringatan puncak Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2020 di Jakarta, Kamis (3/9).

Veri mengatakan setidaknya ada enam tips yang bisa diterapkan untuk menjadi konsumen cerdas dalam melakukan transaksi pembelian secara daring. Pertama, Teliti dalam melakukan pembelian online.

Kedua, memilih online shop yang terpercaya. Ketiga, cek profil penjual. "Seperti perhatikan rating penjualan dan pastikan apakah sudah masuk dalam yang direkomendasikan e-commerce," paparnya.

Keempat, melihat komentar konsumen sebelumnya. "Ini penting sebagai suatu referensi sebelum melakukan transaksi," ucapnya.

Kelima, memperhatikan barang yang dijual. Antara lain dengan membaca secara detail atas deskripsi produk yang disajikan penjual.

Terakhir, memperhatikan harga barang yang dijual. "Yakni konsumen tidak boleh terjebak atas diskon dengan nilai terlalu tinggi," ujarnya.

Kemudian, Veri juga mengimbau konsumen untuk berani melapor apabila merasa dirugikan. Yakni, dengan melakukan komplain terhadap penjual atau pihak e-commerce.

Namun, apabila tidak di respon dengan baik, konsumen dapat melaporkan langsung ke Kementerian Perdagangan. Diantaranya melalui layanan Whatsapp 0853 1111 1010 atau layanan E-mail.

"Kita harapkan konsumen untuk aktif melapor. Melalui berbagai layanan yang sudah disediakan kementerian," imbuh dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Transaksi Belanja Online Masih Didominasi Penduduk di Jawa

Ilustrasi e-Commerce
Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Direktur Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Agus Kurniawan mengatakan, tren jual beli barang melalui digital atau online sebagian besar masih didominasi oleh masyarakat di Jawa. Hal tersebut terjadi karena Jawa memiliki infrastruktur dan sistem produksi yang bagus dibanding wilayah lainnya.

"Data dari 2017 penetrasi belanja online ini masih sebagian besar didominasi terjadi di Jawa lalu Sumatera dan seterusnya. Hal yang sama juga begitu pada penjualnya, ada di Pulau Jawa mayoritas," ujar Pudji pada sebuah acara diskusi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (19/9).

Data BPS juga menunjukkan, semakin besar penghasilan masyarakat maka keinginan untuk belanja online semakin tinggi. BPS mencatat dari total persentase masyarakat belanja online, 40 persen di antaranya adalah masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi.

"Kita punya survei internal menangkap seberapa besar belanja online masyarakat, presentasinya stabil setiap tahun. Untuk pendapatan lebih tinggi dia stabil di 40 persen. Semakin kecil pendapatan, semakin kecil minatnya belanja online," jelas Pudji.

Adapun jenis barang yang paling banyak dibeli secara online adalah alat komunikasi, aksesoris, barang rekreasi dan pakaian. Sementara dari sektor jasa mayoritas adalah tiket baik tiket pesawat, konser ataupun perjalanan darat.

"Jasa yang tertinggi ada tiket, kurir dan terakhir taksi atau juga ojek online. Nah, ke depan kita ingin memang ingin untuk meningkatkan data yang kita punya, agar bisa banyak data yang dimanfaatkan dengan baik," jelasnya.

Pudji menambahkan, alasan masyarakat pada umumnya gemar belanja online adalah harga yang lebih murah, kemudahan pengiriman yang ditawarkan serta gratis kirim barang. Selain itu, belanja online juga membuat masyarakat mempunyai banyak pilihan sebelum memutuskan untuk membeli barang.

"Kenapa orang gila belanja online? ini menarik karena siapapun pasti sangat suka. Beberapa di antaranya adalah harga yang ditawarkan lebih murah, ada diskon besar-besaran semua suka ini dan juga ada banyak e-commerce yang menawarkan gratis ongkos kirim," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya