Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Koperasi dan UKM terus menggulirkan aneka program untuk menyiapkan UMKM agar memiliki kemampuan kompetitif dengan produk-produk dari luar.
"Oleh karena itu, penting juga dipahami tentang tren market dunia," tegas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, saat menjadi Keynote Speaker melalui live streaming YouTube pada acara Pekan Raya Nasional Mahasiswa 2020 yang diselenggarakan ID Next Leader, Senin (28/9/2020).
Menurut Teten saat ini perubahan pasar begitu cepat, termasuk lifestyle yang sangat mempengaruhi perubahan tingkat konsumsi masyarakat.
Advertisement
"Penting juga bagaimana kita memanfaatkan hasil-hasil riset di kampus-kampus untuk dikembangkan menjadi produk unggul yang bisa dijual di marketplace online," lanjut Teten.
Teten juga menyebutkan, saat pandemi COVID-19 ini banyak anak muda berjualan dan mahasiswa menjadi reseller produk UMKM di platform digital, termasuk media sosial. Dengan pertumbuhan yang dinilai cukup signifikan.
Untuk itu, Teten berharap agar para pemuda dan mahasiswa memperhatikan kualitas produk dan kapasitas produksi dari barang yang dijualnya. Terlebih, di marketplace juga banyak produk yang sudah memiliki brand image yang kuat.
"Ke depan, kita ingin menyiapkan UMKM yang sudah memiliki keunggulan yang bisa menjadi The Future SME's yang bisa bersaing di pasar domestik dan global," tutupnya.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten: Jumlah UMKM yang Go Digital Sudah Lampaui Target
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memperkirakan sudah ada 2,2 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk ekosistem digital per 15 September 2020. Tentu saja angka ini cukup menggemberikan karena di atas target yang ingin dicapai yaitu 2 juta UMKM.
“Sebagai catatan selain memang ada pelaku usaha UMKM yang terdampak ada sebagian kecil UMKM yang bisa bertahan bahkan bisa tumbuh yaitu yang sudah terhubung dengan marketplace digital,” kata Teten dalam diskusi Pekan Raya Nasional Mahasiswa bertajuk UMKM di Tengah Gelombang Resesi secara virtual, Senin (28/9/2020).
Selain itu, UMKM yang berhasil bertahan di masa pandemi covid-19 adalah UMKM yang mampu beradaptasi, dan berinovasi sesuai dengan perkembangan dan permintaan pasar yang baru. Meskipun hingga saat ini UMKM yang terhubung dengan marketplace baru 13 persen atau sekitar 8 juta pelaku usaha.
Kendati begitu, Teten melihat jika dibandingkan dengan kuartal II 2019 dengan kuartal II 2020, penjualan di platform digital meningkat 26 persen dengan tambahan 3,1 juta merchant baru. Menurutnya hal itu bisa tumbuh dikarenakan dampak PSBB di berbagai daerah.
“Kenapa di market digital itu tumbuh saat ini karena memang akibat penerapan PSBB, dan social distancing, orang sekarang belanja lewat online. Oleh karena itu digitalisasi itu menyelamatkan UMKM,” kata Teten.
Perubahan perilaku belanja di era new normal, membuat transaksi harian di kuartal II 2020 meningkat menjadi 4,8 juta perhari dibanding kuartal II 2019 yang hanya 3,1 juta transaksi. Serta ada peningkatan konsumen baru selama PSBB sebanyak 51 persen, yang didukung permintaan melonjak sebanyak 5-10 kali.
“Saya kira digitalisasi ini memang menjadi program prioritas kita, karena kita lihat digitalisasi UMKM memberikan manfaat bagi UMKM yaitu market digital memberikan market pasar yang besar dan juga akses pembiayaan,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya mendorong generasi muda untuk berwirausaha UMKM agar penjualan dan perkembangan UMKM semakin meningkat. Menurutnya tidak hanya produk manufaktur Industri saja yang tumbuh, tapi produk pertanian, perkebunan, dan perikanan juga tumbuh di masa pandemi ini.
“Catatan kami karena ini penting untuk anak-anak muda yang banyak juga jualan, banyak anak-anak mahasiswa yang menjadi reseller produk-produk UMKM di platform digital termasuk juga di media sosial seperti di Instagram, Facebook, YouTube, sekarang cukup growing, penting terhubung dengan platform digital,” pungkasnya.
Advertisement