3 Bank BUMN Syariah Bakal Merger, Saham BRI Syariah Pimpin Penguatan di Sesi I

Menteri BUMN Erick Thohir akan menggabungkan seluruh unit usaha syariah (UUS) dan anak usaha syariah dari bank milik negara.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 13 Okt 2020, 12:35 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 12:35 WIB
20170209-Bank-Syariah-Jakarta-AY
Petugas melayani nasabah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Perbankan syariah dinilai perlu menjaga momentum pertumbuhan dan pangsa pasar yang berlangsung sepanjang 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggabungkan seluruh unit usaha syariah (UUS) dan anak usaha syariah dari bank milik negara. Proses merger bank syariah ini dimulai pada Selasa sore, 13 Oktober 2020 pukul 15.00 WIB.

Nantinya, akan ada 3 bank syariah BUMN yang akan disatukan, yakni BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

Rencana tersebut rupanya turut mendongkrak harga saham salah satu perusahaan yang telah tercatat di pasar modal, yakni BRI Syariah. Pada sesi I perdagangan hari ini, perusahaan dengan kode emiten BRIS ini mengalami penguatan terbesar pada 225 poin atau 25 persen.

Penguatan ini terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada sesi I perdagangan, Selasa 13 Oktober 2020 pukul 11.30 WIB. Pada sesi pertama perdagangan, indeks saham ditutup -0,31 persen di level 5.077,510.

Mengutip RTI, Selasa (13/10/2020), terpantau 137 saham mengalami kenaikan. Sementara 267 saham turun dan 153 saham stagnan. Pada sesi I, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di level 5.093,442, dan terendah di level 5.065,171.

Pelemahan terkuat terjadi pada saham Sky Energi Indonesia Tbk (JSKY), yang turun 18 poin atau -6,92 persen. Diikuti Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) yang negatif 24 poin atau -6,86 persen, dan Karya Anugerah Bersama Tbk (KBAG) yang minus 4 poin atau -6,67 persen.

Sementara penguatan terbesar dipimpin Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), diikuti Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang menghijau besar ke 70 poin atau 20,35 persen, dan Bank Permata Tbk (BNLI) di 410 poin atau 16,67 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Erick Thohir Sebut Merger Bank Syariah BUMN Jadi Tonggak Sejarah Baru

Erick Thohir
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir membahas perlindungan tenaga kesehatan dari paparan COVID-19 dalam pertemuan dengan IDI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggabungkan bank syariah yang merupakan anak usaha BUMN ke dalam satu konsolidasi bank syariah BUMN. Ada tiga bank yang akan digabungkan yaitu BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

Erick menjelaskan, merger akan memperkuat posisi bank syariah dan akan mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia.

"Langkah ini merupakan tonggak sejarah untuk kita semua, tonggak pertama persiapan dan tinjauan untuk merealisasikan rencana penggabungan bank bank syariah nasional," ujar Erick dalam potongan video yang diterima Liputan6.com, Selasa (13/10/2020).

Lanjut Erick, diharapkan merger bank syariah BUMN ini akan semakin mendekati satu tujuan ekonomi syariah, yaitu keadilan untuk umat. Sistem keadilan dan transparansi dinilai telah membuat bank-bank syariah mampu bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19, bahkan mampu menorehkan kinerja yang positif.

Memang, saat ini Indonesia masih tertinggal dari negara Islam lainnya dalam mewujudkan ekonomi berbasis syariah.

"Namun kita juga harus yakin kalau kita bersatu, Insya Allah kita mampu menjadi pusat ekonomi dan Keuangan syariah di dunia," ujarnya.

OJK Dukung Erick Thohir Gabungkan Bank Syariah BUMN

Erick Thohir Rapat Perdana di DPR
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, Heru Kristiyana mendukung rencana tersebut. Sebab hal itu bisa memperkuat permodalan bank syariah.

"Apapun kemampuannya, itu (penggabungan) usaha yang bagus untuk memperkuat," kata Heru dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Jakarta, Kamis (30/7/2020).

Heru mengatakan saat ini tuntutan kepada industri perbankan semakin besar dari dari nasabah. Sehingga bank harus bisa padat modal agar nasabah menjadi nyaman.

"Itu layanan yang harus diperkuat perbankan kita termasuk syariah," kata pejabat OJK tersebut. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya