Survei: 87 Persen Peserta Kartu Prakerja Pengangguran

Project Management Office (PMO) Program Kartu Prakerja telah melakukan survei kepada 1,2 juta peserta penerima manfaat program

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi kartu prakerja. Prakerja.go.id
Ilustrasi kartu prakerja. Prakerja.go.id

Liputan6.com, Jakarta - Project Management Office (PMO) Program Kartu Prakerja telah melakukan survei kepada 1,2 juta peserta penerima manfaat program. Survei yang dilakukan pada 5 Agustus - 26 September 2020 ini menunjukkan 87 persen peserta program memang tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran.

"Hasil survei kami menunjukkan 87 persen peserta program Kartu Prakerja menganggur," kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PMO Kartu Prakerja dan DANA di Jakarta, Rabu,(14/10).

Peserta program ini juga 79 persen diikuti oleh mereka yang berusia 18-35 tahun. Berdasarkan latar belakang pendidikan 87 persen lulusan SMA ke atas.

Selain itu, 81 persen penerima program juga bekerja di sektor informal. Median dari pendapatan mereka juga berada di kisaran Rp 1,3 juta per bulan. Terlebih, 79 persen memiliki tanggungan.

"Jadi menurut kami peserta program ini sudah tepat sasaran. Muda, menganggur, informal dan pendapatan rendah," kata Denni.

Dari sisi pemanfaatan, sebanyak 73 persen peserta mengaku belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya. Lalu tiap peserta rata-rata mengambil 2 jenis pelatihan yang ditawarkan penyelenggara pelatihan. Rata-rata harga pelatihan yang dibeli peserta non paket sebesar Rp 259.798.

Hasil survei juga menunjukan lebih dari 85 persen mengatakan program pelatihan meningkatkan kompetensi baik skilling, reskilling dan upskilling. Sehingga 92 persen peserta melampirkan sertifikat Prakerja untuk mendaftar pekerjaan.

Sementara itu, dari sisi pemanfaatan insentif, peserta banyak menggunakan dana yang diberikan pemerintah untuk membeli kebutuhan pokok. Sebanyak 96 persen responden mengaku dana insentif dibelanjakan untuk bahan pangan.

Lalu ada 75 persen menggunakan insentif pemerintah untuk membayar listrik. Sebanyak 67 persen untuk membeli bensin atau solar. Lalu 65 persen untuk membeli pulsa atau paket internet. Terakhir dibelanjakan untuk transportasi sebanyak 57 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perhatikan, Beli Paket Pelatihan Kartu Prakerja Tak Perlu Tautkan Rekening Bank

Situs Kartu Prakerja.
Situs Kartu Prakerja.

Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja menghimbau kepada seluruh penerima program kartu pekerja agar melakukan pembelian paket pelatihan pertama mereka.

Sebab, jika dalam tenggat waktu tertentu penerima manfaat tak kunjung membeli paket pelatihan, maka status kepesertaannya akan dicabut.

Untuk membeli kartu pelatihan, penerima kartu prakerja tidak perlu menautkan rekening bank atau akun e-wallet.

“Sobat bisa langsung membeli pelatihan menggunakan 16 digit Nomor Kartu Prakerja yang ada pada dashboard akun Kartu Prakerja setelah Sobat dinyatakan lulus seleksi,” dikutip dari laman instagram @prakerja.go.id, Rabu (14/10/2020).

PMO kartu prakerja menegaskan, penautan rekening bank atau akun e-wallet hanya diperlukan untuk menerima dana insentif selama 4 bulan.

“Jadi, jangan lupa untuk selalu menjaga kerahasiaan Nomor Kartu Prakerja Sobat dan segera beli pelatihan sebelum lewat batas waktunya, ya!” tulis prakerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya