Kementan Penuhi Kebutuhan Air di Cimalaka Sumedang dengan Embung

PetaniKelompok Tani Sawah Lega di Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini tidak perlu khawatir lagi permasalahan air.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2020, 15:15 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 15:14 WIB
Antisipasi Perubahan Iklim 2020, Kementan Susun Strategi Ketahanan Pangan
Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa dialirkan ke sawah-sawah petani.

Liputan6.com, Jakarta Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sawah Lega di Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini tidak lagi merisaukan permasalahan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian.

Sebab, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) telah membangun embung di tempat tersebut.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan water management seperti pembangunan embung sangat dibutuhkan untuk menunjang pertanian.

“Keberadaan air sangat penting untuk menunjang pertanian. Kementerian Pertanian mendukung hal tersebut dengan membangun embung. Air yang berada di embung nantinya bukan hanya bisa dimanfaatkan pertanian, tetapi juga bisa untuk peternakan, perkebunan dan lainnya,” tutur Mentan, Selasa (27/10/2020).

Sementara Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, mengatakan pembangunan embung Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, juga dilengkapi dengan pelimpas dan saluran pengeluaran embung.

“Embung ini memanfaatkan mata air sebagai sumber suplesi air. Untuk memaksimalkan air yang didapat, dibangun juga bak kontrol untuk mengendapkan lumpur sebelum dimasukkan ke embung,” katanya.

Kelompok Tani Sawah Lega memiliki luas areal lahan sawah sekitar 30 hektare (ha). Pada musim kemarau biasanya petani menyiasati kekurangan air dengan menanam palawija dan sebagian menanam padi namun tidak memberikan hasil yang memadai.

“Karena kekurangan air, seringkali petani mengalami gagal panen khususnya untuk tanaman padi. Di sana terdapat sumber air yang tidak kering meskipun pada musim kemarau. Namun, karena tidak dikelola dengan baik akibatnya tidak bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan secara optimal. Kita membantu mengoptimalkan sumber air itu dengan embung,” terang Sarwo Edhy.

 

Dibangun Gotong Royong

Embung
Pembangunan embung yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) di Purwakarta, Jawa Barat. Dok Kementan

Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, Dadi Djuandi, mengatakan, pihaknya membantu kelompok tani dalam menyiapkan desain bangunan embung.

“Kita bantu agar sesuai dengan kondisi lokasi dan anggaran yang tersedia. Kita juga sama dengan Dinas PUPR Sumedang untuk membuat desain dan rencana anggaran biaya (rab) pembangunan embung,” jelasnya.

Konstruksi pembangunan embung dikerjakan secara swakelola dan gotong royong. Embung selesai dibangun Mei 2020 dan langsung dapat dimanfaatkan untuk pertanaman musim kemarau.

Hasilnya, lahan kelompok tani seluas 30 ha dapat ditanami padi dan kebutuhan air tercukupi, dan saat ini sudah panen.

Kepala UPTD yang juga koordinator penyuluh, Dadi, menyampaikan pengaturan pemanfaatan air embung dilakukan secara bergilir dibagi menjadi 3 blok. Masing-masing blok mendapat jatah pengairan selama 1 minggu kemudian ganti blok selanjutnya.

“Dengan cara pergiliran tersebut maka dapat mencukupi lahan kelompok tani seluas 30 ha tersebut dapat tercukupi kebutuhan airnya. Embung juga dimanfaatkan oleh kelompok tani untuk menanam ikan untuk dikonsumsi bersama oleh anggota kelompok tani,” ujar Dadi.

Ketua Kelompok Tani Sawah Lega Sutisna, penyuluh, dan Kepala Desa Dadan, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Juga kepada Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang karena telah mengalokasikan kegiatan embung di wilayahnya.

“Dengan adanya embung maka kebutuhan air pertanaman tercukupi, luas areal tanam dan produksi meningkat sehingga pendapatan petani pun dapat meningkat,” kata Sutisna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya