Kementan Dukung Pertanian di Banggai dengan Kegiatan RJIT

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan peningkatan produktivitas pertanian sangat penting, apalagi di masa pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2020, 19:43 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2020, 19:22 WIB
Mentan.
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Dok kementan

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menggelar kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Ini sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. 

Kegiatan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh petani. Karena mampu meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman, dan juga produktivitas pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan peningkatan produktivitas pertanian sangat penting, apalagi di masa pandemi Covid-19. 

“Dalam kondisi seperti ini, ketahanan pangan sangat penting. Dan hal tersebut bisa dicapai jika kita bisa meningkatkan produktivitas. Tugas pertanian adalah memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, apalagi saat pandemi. Karena imunitas bisa ditingkatkan dengan pangan. Oleh karena itu, Kementan memberikan dukungan agar produktivitas bisa meningkat, salah satunya dengan RJIT,” katanya, Kamis (29/10/2020). 

Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, memperkuat pernyataan tersebut. Menurutnya, melalui RJIT Kementan ingin menggenjot produktivitas. 

“RJIT adalah bagian dari water management. Dengan kegiatan ini kita bukan hanya memperbaiki atau merehabilitasi jaringan irigasi yang bermasalah. RJIT dilakukan untuk memaksimalkan dan meningkatkan fungsi irigasi. Agar indeks pertanaman meningkat, luas areal tanam meningkat, dan tentunya produktivitas meningkat,” katanya.  

 

Mentan
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Dok kementan
  • Salah satu kegiatan RJIT yang dilakukan Ditjen PSP ada di Desa Lalong, Kecamatan Tinangkung Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, yang dikerjakan Kelompok Tani Paisu Bonunuan. 

“Kegiatan RJIT kita lakukan di tempat ini karena saluran irigasi masih berupa saluran tanah. Kondisi ini membuat distribusi air ke lahan sawah kurang lancar. Bahkan sering terjadi kehilangan air akibat tanah yang porus,” terang Sarwo Edhy lagi. 

Dengan direhabilitasi, Ditjen PSPmembuat saluran irigasi tersebut menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu kali dengan 2 sisi lining saluran.  

“Dampanya sangat positif karena luas areal tanam turut meningkat tajam. Jika sebelumnya irigasi mengairi lahan seluas 8 hektare (Ha), namun dengan RJIT layanan irigasi meningkat menjadi 15 Ha. Atau mengalami penambahan Luas layanan irigasi seluas 7 Ha,” jelas dia

Manfaat lainnya adalah peningkatan produktivitas, dari sebelumnya hanya 3 ton/ha, menjadi 4 ton/ha. Atau terjadi penambahan 1 ton per hektar, dengan indeks pertanaman (IP) 200, atau 2 kali tanam dalam 1 tahun 

“Selain meningkatkan IP dan Produktivitas, manfaat lain dari rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam padi, terutama pada Musim Tanam II,” katanya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya