Negara ASEAN Siapkan Cetak Biru Ekonomi Kawasan di 2025

Cetak biru ekonomi disusun dengan tujuan melaksanakan tinjauan lanskap strategis regional, global dan dampaknya terhadap integrasi ekonomi ASEAN.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 20:15 WIB
Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia ikut menandatangani perjanjian Non Tarrif Measure (NTM) di kawasan ASEAN. Dalam pertemuan ASEAN Economic Community Commercial dibahas 13 prioritas ekonomi. Dari 13 sektor tersebut 7 diantaranya telah berstatus selesai.

"Pertemuan ini kami membahas 13 prioritas ekonomi yang dipimpin Vietnam," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Jakarta, Selasa (10/11).

Satu prioritas akan selesai pada kuartal keempat tahun ini dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Summit. Sementara tiga prioritas lainnya masih berstatus akan dilaksanakan dan 2 prioritas lainnya diharapkan selesai pada Januari 2021.

Airlangga mengatakan, dalam pertemuan tersebut Indonesia mendorong penyelesaian enam prioritas yang tersisa. Khususnya seperti penyusunan peta jalan dan rencana smart manufacture di ASEAN.

Begitu juga dengan penyusunan pedoman pembangunan ekosistem 5G di ASEAN. Sebagai pemimpin ASEAN, diharapkan Brunei Darussalam dapat mensinergikan prioritas ekonomi tahun 2021 sebagai upaya pemulihan ekonomi kawasan.

"Indonesia mengharapkan agar Brunei Darussalam selaku Chair ASEAN tahun 2021 dapat mensinergikan prioritas ekonomi tahun 2012 dengan upaya pemulihan ekonomi kawasan," tutur Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut juga membahas cetak biru ekonomi kawasan ASEAN sampai tahun 2025. Pembahasan ini dilakukan dengan tujuan melaksanakan tinjauan lanskap strategis regional, global dan dampaknya terhadap integrasi ekonomi ASEAN.

Kemudian melaksanakan monitoring kepatuhan yang menyeluruh terhadap implementasi strategi cetak biru AEC 2025. Melakukan penilaian pada tingkat outcome dari perkembangan AEC dalam hal relevansi, efektivitas, efisiensi dan manfaatnya.

Airlangga mengatakan Indonesia menyambut baik penyelesaian laporan tersebut karena bisa memberikan informasi komprehensif terkait perkembangan integrasi ekonomi kawasan ASEAN selama 5 tahun.

"Laporan awal dari mid term report akan memberikan informasi komprehensif terkait perkembangan integrasi ekonomi ASEAN dalam 5 tahun dan jadi dasar upaya implementasi 5 tahun ke depan," kata dia Airlangga.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Luhut Beberkan Cara Indonesia Jaga Lingkungan di Forum ASEAN

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia dalam rangka menjaga lingkungan demi mengurangi dampak perubahan iklim.

Ini dia ungkapkan saat menghadiri pertemuan virtual dengan para pemimpin negara kawasan ASEAN. 

"Indonesia terus melakukan upaya-upaya konkrit untuk menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari kontribusi pengurangan dampak perubahan iklim," kata Luhut dalam Dialog Virtual bertajuk The 7th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources Agroforestry for Sustainability: Climate, Conservation, and Communities in Asean, Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Beberapa upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia melakukan restorasi lingkungan sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19.

Di antaranya lain melalui pemanfaatan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya untuk program rehabilitasi mangrove, dan restorasi terumbu karang.

Upaya teknis lain yang dilakukan Indonesia dengan mengatasi masalah sampah. Salah satunya penanganan pencemaran Sungai Citarum yang pernah disebut sungai terkotor di dunia.

Luhut menegaskan komitmen pemerintah untuk terus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan menangani dampak perubahan iklim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya