BPS Catat Ekspor Oktober 2020 Naik 3,09 Persen jadi USD 14,39 Miliar

Ekspor Indonesia pada Oktober 2020 mengalami peningkatan sebesar 3,09 persen dibanding bulan sebelumnya September 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2020, 11:29 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 11:26 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2020 mengalami peningkatan sebesar 3,09 persen dibanding bulan sebelumnya September 2020. Ekspor Oktober tercatat sebesar USD 14,39 miliar sedangkan pada bulan sebelumnya ekspor sebesar USD 14,01 miliar.

"Nilai Ekspor Indonesia pada bulan Oktober mencapai USD 14,39 miliar. Atau naik sebesar 3,09 persen dibandingkan September bulan lalu," kata Deputi BIdang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Senin (16/10).

Sementara jika dibandingkan periode Okotober bulan lalu nilai ekspor Indonesia minus 3,29 persen. Di mana, pada Oktober 2019 nilai ekspor Indonesia sebesar USD 14,88 miliar menjadi USD 14,39 miliar pada Oktober 2020.

Dia menyebut, peningkatan ekspor terjadi di Bulan Oktober 2020 ini terjadi karena sektor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 3,54 persen. Di mana dari posisi USD 13,29 di bulan lalu kini menjadi USD 13, 76 miliar pada Oktober 2020.

Sedangkan sektor migas mengalami penurunan sebesar minus 5,94 persen. Ekspor migas pada terctat USD 0,63 miliar pada Oktober 2020, lebih rendah dibandingkan posisi September sebesar USD 0,67 miliar

Menurut sektor, secara umum keseluruhan ekspor menunjukkan kan perkembangan yang menggembirakan. Ekspor pertanian pada bulan Oktober 2020 tercatat USD 0,42 miliar atau tumbuh mencapai 1,26 persen dari bulan sebelumnya.

Kemudian industri pengolahan pada bulan Oktober juga tumbuh cukup menggembirakan sebesar 2,08 persen atau tercatat USD 11,79 miliar. Selanjutnyasektor lain mengalami kenaikan yakni pertambangan dan lainnya mencapai USD1,55 miliar atau sebesar 16,98 persen.

Sementara sektor migas tercatat menurun sebesar minus 5,94 persen atau hanya tercatat USD 0,63 miliar."Jadi struktur menurut ekspor non migas masih menyumbang ekspor terbesar yakni 95,63 persen dari total ekspor Oktober 2020," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Sawit Indonesia Naik pada September, Bagaimana di Akhir 2020?

cpo-ekspor130527c.jpg
Sawit

Industri kelapa sawit mulai menunjukan tren pemulihan usai menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Tingkat produktivitas tercatat kembali meningkat pada akhir kuartal III 2020.

Menurut laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada September 2020 sebesar 4,73 juta ton, meningkat dari Agustus 2020 yang sebesar 4,38 juta ton.

Senada, nilai ekspor produk sawit pada September mencapai USD 1.871 juta, naik 10 persen dibandingkan Agustus yang sekitar USD 1.697 juta.

Bahkan, total nilai ekspor produk sawit sepanjang Januari-September 2020 mencapai USD 15.498 juta. Jumlah tersebut naik dibanding periode serupa di 2019 yang sebesar USD 14.458 juta.

Secara volume, ekspor produk sawit di September 2020 mencapai nilai 2.764 ribu ton, naik 3 persen atau sekitar 81 ribu ton dari Agustus 2020 yang sebesar 2.683 ribu ton.

Lantas, apakah tren peningkatan produksi dan ekspor CPO beserta produk turunannya akan berlanjut di tiga bulan terakhir 2020?

Wakil Ketua Umum III Gapki Togar Sitanggang mengatakan, pihaknya belum melakukan perhitungan terkait angka produksi dan ekspor produk sawit pada Oktober 2020.

"Oktober belum ada data. Oktober biasanya hampir sama dengan September. Plus minusnya sedikit," kata Togar kepada Liputan6.com, Jumat (13/11/2020).

Menurut dia, nilai produksi dan ekspor CPO pada November diperkirakan akan kembali menurun. Perhitungan tersebut diambil berdasarkan tren yang terjadi di setiap tahunnya.

"November biasanya sudah turun. Ini secara umum, tahunan seperti itu," ujar Togar.

Sebagai informasi, China masih menjadi pasar terbesar CPO dan produk turunannya asal Indonesia. Ekspor sawit ke Tiongkok pada September 2020 tercatat 645 ribu ton, naik dari 618 ribu ton pada Agustus 2020.

Kenaikan ekspor juga terjadi untuk wilayah tujuan seperti Brazil, Malaysia, Rusia, dan kawasan Afrika. Penjualan ekspor ke Brazil naik menjadi 44 ribu ton, Malaysia sebesar 39 ribu ton, dan Rusia 37 ribu ton.

Di sisi lain, India yang jadi salah satu negara tujuan terbesar pengiriman CPO dan produk sawit, nilai ekspornya stagnan di angka 351 ribu ton. Sementara ekspor ke Uni Eropa dan Pakistan pada September terpantau lebih rendah dari Agustus. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya