Tips Kelola Keuangan di Tengah Resesi, Cash is King?

Di tengah resesi, atur ulang prioritas keuangan hanya untuk kebutuhan mendesak.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 18:00 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat Indonesia masuk jurang resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Sedangkan pada kuartal II 2020 sudah tercatat minus juga.

Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho memberikan sejumlah tips mengelola keuangan di masa resesi ini. Pertama, pilih investasi yang aman dan likuid.

"Karena bagaimana pun juga di situasi resesi ini cash is king. Jadi, pertimbangan investasi selain aman juga harus likuid," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (22/11/2020).

Andy mengatakan, kegiatan investasi tetap bisa dilakukan di masa resesi ini. Dengan syarat memilih investasi yang aman dan mudah di konversi ke tunai, seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, dan emas.

"Jadi, pada pada dasarnya investasi tetap bisa dilakukan saat resesi ini. Tapi pertimbangan investasi harus aman dan harus likuid ya," jelas dia

Kedua, atur ulang prioritas keuangan untuk kebutuhan mendesak. Menyusul di tengah situasi penuh ketidakpastian ini banyak penyesuaian kegiatan yang membutuhkan pembiayaan lebih.

"Seperti biaya internet atau kuota data perlu kita jadikan prioritas keuangan baru. Karena saat ini kegiatan pembelajaran lebih banyak dilakukan secara virtual begitupun juga dengan kerja," paparnya.

"Selain itu, pembiayaan untuk tagihan listrik juga harus kita prioritaskan. Hal ini karena dengan aktivitas yang lebih banyak dikerjakan di rumah selama pandemi Covid-19, maka akan meningkatkan pemakaian listrik," terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wisata

Ketiga, kurangi pembelian makanan maupun minuman secara delivery. Sebab, butuh biaya ekstra yang dikeluarkan konsumen untuk jasa pengiriman dan data internet.

"Secara hitung-hitungan karena tanpa kita sadari pesan makanan data minuman lewat online itu lebih mahal. Ada biaya ongkir dan internet di situ. Maka, harus dikurangi," tutupnya.

Terakhir, tunda rencana untuk kegiatan wisata untuk sementara waktu. Hal ini demi menghemat biaya pengeluaran dan mengurangi risiko terpapar Covid-19.

"Hemat saya, lebih baik tunda dulu rencana agenda pelesiran. Karena perlu lebih hemat di resesi ini dan ingat juga beraktivitas di luar rumah masih berisiko tertular Covid-19 juga," tutupnya.

Reporter: sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya