Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah mempersiapkan anggaran khusus untuk pengembangan sektor pariwisata. Pada 2020, APBN dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional menyediakan program stimulus pariwisata yang diharapkan dapat mendukung kegiatan pariwisata.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, sektor pariwisata dapat bangkit dan pulih dengan dukungan dari banyak peran. Dukungan pemerintah pusat sendiri dibuktikan melalui belanja kementerian dan lembaga, belanja BUMN, belanja swasta, dan belanja pemerintah daerah.
Belum lagi, pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 15,1 triliun di tahun 2021. Dengan anggaran yang tersebar di kementerian dan lembaga, non kementerian dan lembaga, dan transfer ke daerah. Diaberharap sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memajukan pariwisata semakin meningkat.
Advertisement
“Sinergi akan menjadi lompatan arah kebijakan yang baik untuk pariwisata,” kata dia saat menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ditulis Jumat (27/11/2020).
Seperti diketahui, sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak akibat pembatasan sosial guna mengurangi penyebaran COVID-19. Berbagai macam sektor mulai dari transportasi, industri tekstil, industri alat angkut, industri kerajinan, perdagangan, hotel, dan restoran tidak berjalan.
Melihat kondisi itu, pemerintah hadir untuk dengan memberikan stimulus melalui APBN. APBN segera merespons dan melakukan kebijakan yang sifatnya luar biasa. "Pengeluaran negara di tengah penerimaan mengalami kontraksi karena kegiatan ekonomi menurun,” ungkapnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut Ingin Indonesia Duduki Posisi 30 di Travel and Tourism Competitiveness Index
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) menargetkan Indonesia bisa menduduki peringkat 30 dalam Travel and Tourism Competitiveness Index pada 2021. Hal ini disampaikan Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang digelar hari ini.
“Tujuan rakornas dan rapat dewan pengarah adalah untuk mempercepat pembangunan destinasi untuk meningkatkan kepuasan wisatawan dan peringkat Indonesia pada Travel and Tourism Competitiveness Index menjadi peringkat 30 pada 2021,” papat dia, Jumat (27/11/2020).
Namun, untuk menuju ke sana, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). “Permasalahan utama pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas hingga saat ini masih terletak pada kelemahan empat komponen utama. Yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ancillary facilities,” ujar Luhut.
Luhut menekankan bahwa Indonesia harus dapat menandingi negara-negara kompetitornya di kawasan Asia Tenggara. Dimana saat ini, tercatat Thailand lebih mendominasi sektor pariwisata dari berbagai kategori. Diantaranya kategori alam dan petualangan, belanja, MICE, kebudayaan, dan kesehatan.
“Dari segi alam dan petualangan, tidak mungkin Thailand lebih indah dari kita. Tapi kita kurang jual Indonesia,” kata Luhut. Ia a menyebutkan sejumlah destinasi wisata Indonesia yang menurutnya tak kalah indah. Seperti Labuan Bajo, Mandalika, Bali, dan Toba. Sementara untuk kategori kuliner dan hiburan masing-masing ditempat oleh Filipina dan Singapura.
Lebih lanjut, Luhut ingin hasil rakornas ini nantinya dapat benar-benar dieksekusi dan bukan hanya angan-angan. “Saya ingin hasilnya bagus dan hasil yang bisa dieksekusi,” pungkas Menko Luhut.
Advertisement