Liputan6.com, Jakarta Kinerja penyaluran kredit pada industri perbankan disebut sangat bergantung pada proses vaksinasi Covid-19. Pemerintah rencananya akan mulai melakukan vaksinasi pada awal tahun.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan penyaluran kredit mulai akan tumbuh pada paruh kedua tahun 2021, bila proses vaksinasi sudah dimulai sejak awal tahun.
Baca Juga
"Kalau kuartal II perekonomian membaik, dan awal kuartal III ini mulai kembali meningkat juga dengan asumsi konsumsi juga bisa meningkat," kata Josua kepada Merdeka.com di Jakarta, Minggu (13/12/2020).
Advertisement
Josua mengakui jika proses vaksinasi dilakukan bukan dalam waktu yang singkat. Terlebih harus juga dilihat distribusi vaksin yang dilakukan pemerintah.
Tata kelola vaksin ini juga harus dipastikan bisa terdistribusi dengan baik dan seimbang. Vaksin tidak boleh hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang karena dampaknya pun akan dinilai percuma.
"Jangan sampai cuma segelintir orang yang bisa mengaksesnya," kata dia.
Dari ahli epidemologi lanjut Josua, efektivitas vaksin akan berdampak baik jika vaksinasi diberikan secara menyeluruh. Agar kekebelan kelompok (herd immunity) tersebut bisa tercapai.
"Jangan sampai vaksinasi belum menyeluruh, ini justru berbahaya dan informasi dari sektor kesehatan ini bisa menyebabkan second wave dan bisa mempercepat penyebaran virus," tutu dia.
Meski begitu, kehadiran 1,2 juta vaksin beberapa waktu lalu masih meninggalkan pertanyaan besar. Sebab pemerintah juga masih menunggu persetujuan Badan POM untuk proses vaksinasi massal.
"Jadi ini kita juga masih menerka-nerka, masih menunggu dan mencermati tata kelola vaksinasi tang perlu diperhitungkan," kata dia.
Bila proses vaksinasi belum berjalan dengan baik, tentunya akan membuat masyarakat untuk tetap menahan diri dalam melakukan aktivitas ekonomi. Sehingga pertumbuhan ekonomi mungkin akan tetap tumbuh positif tetapi tidak secara signifikan.
"Ini kita harap perekonomian bisa tubuh positif secara gradual belum signifikan karena bergantung pada severapa cepat ini (persetujuan Badan POM) dan proses vaksinasi," kata dia.
Setelahnya, berbagai perbaikan di sektor ekonomi baru akan mengikuti karena membutihkan permintaan. Termasuk juga dengan pembiayaan melalui kredit perbankan untuk modal kerja yang menjadi komponen terbesar dalam penyaluran kredit.
"Kalau kapsitas ini meningkat, nanti ada kebutuhan modal kerja, ini juga komposisinya juga paling besar," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksiksn Video Ini
Kemenkes Tegaskan Harga Vaksin Covid-19 Belum Ditetapkan
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi memastikan pemerintah belum menetapkan harga vaksin Covid-19. Dia menegaskan, harga vaksin Covid-19 yang beredar saat ini tidak bisa dijadikan rujukan.
"Pemerintah belum menetapkan harga vaksin Covid-19. Informasi yang beredar saat ini tidak dapat dijadikan rujukan dan kami imbau masyarakat untuk menunggu pengumuman resmi pemerintah terkait vaksin dan vaksinasi Covid-19," ujarnya, Minggu (13/12/2020).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan ini mengatakan, ada enam vaksin Covid-19 yang bisa digunakan di Indonesia. Yaitu vaksin produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer atau BioNTech dan Sinovac.
Penentuan vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 9860 tahun 2020.
"Kehadiran dan penggunaannya dalam program vaksinasi di Indonesia masih dinamis mengikuti proses pengadaan dan izin penggunaannya," sambungnya.
Sebagai informasi, pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech. Vaksin asal China ini tiba pada Minggu (6/12).
Vaksin ini merupakan bagian dari pengadaan tahap pertama sebanyak 3 juta dosis. Vaksin tahap pertama ini rencananya akan diberikan kepada tenaga kesehatan yang berada di Pulau Jawa dan Bali.
Reporter: Titin Supriatin
Merdeka.com
Â
Â
Advertisement