Atasi Kenaikan Biaya Kargo, Kemenhub Percepat Proses Bongkar Muat di Pelabuhan

Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah langkah untuk membantu kesulitan yang dialami industri pelayaran

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jan 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2021, 11:30 WIB
Trafik bongkar muat petikemas di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT)
Trafik bongkar muat petikemas di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) (dok: Pelindo I)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah langkah untuk membantu kesulitan yang dialami industri pelayaran, salah satunya dengan percepatan proses bongkar muat petikemas di pelabuhan.

Hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada kinerja industri pelayaran. Biaya pengangkutan (freight) petikemas, atau biaya kargo, secara global telah naik tajam. Kenaikan biaya tersebut berpengaruh pada upaya perbaikan kinerja industri pelayaran dan perekonomian nasional.

"Pertama, kami akan mengawasi percepatan proses bongkar muat sehingga petikemas dapat segera didistribusikan dan kapal bisa berlayar kembali. Kedua, kami juga akan mempercepat petikemas segera keluar dari pelabuhan sehingga kontainer segera dapat kembali ke depo dengan cepat," ujar Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo dalam keterangannya, Sabtu (2/1/2021).

Agar langkah tersebut lebih efektif, Kementerian Perhubungan berharap kementerian dan lembaga negara terkait, melakukan percepatan yang sama.

"Kami imbau kementerian terkait bisa mendukung upaya yang dilakukan Kementerian Perhubungan, yaitu mempercepat proses pengeluaran long stay container di pelabuhan," ujar Agus.

Adapun operator pelayaran jalur utama (main line operator - MLO) diharapkan, tetap dapat memberi ruang muat dari Indonesia, untuk tujuan ekspor. MLO diharapkan dapat menyediakan petikemas 40 High Cube.

"Berikutnya kami minta perusahaan pelayaran dalam negeri, khususnya yang tergabung dalam INSA, mengambil peluang untuk memanfaatkan ruang muat pelayaran luar negeri yang berkurang. Kami juga menghimbau perusahaan eksportir melakukan subtitusi dengan memakai peti kemas 20 feet," kata Agus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Efek Lockdown

Kapal Temas Line bersandar di dermaga Kuala Tanjung Multipurpose Terminal
Kapal Temas Line bersandar di dermaga Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (dok: Pelindo I)

Sebagai informasi, sejumlah negara telah menjalankan kebijakan penutupan (lockdown) lantaran pandemi, sejak awal tahun ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya pembatasan pergerakan orang, barang, hingga pergerakan kapal.

Tak sedikit perusahaan pelayaran yang mengurangi kegiatan kapalnya, untuk menekan biaya operasional dan menstabilkan ongkos pengangkutan.

Industri pelayaran global mulai menggeliat mulai Juli lalu, ketika China mulai menaikkan frekuensi ekspor. Hanya saja, aktivitas di China ini tak serta-merta memulihkan industri pelayaran global.

Pasalnya, pengiriman kontainer masih terbatas lantaran sejumlah negara masih menjalankan kebijakan penutupan (lockdown). Sumberdaya manusia untuk menjalankan aktivitas bongkar muat pun masih terbatas, sehingga keterlambatan dalam pengiriman dan pengumpulan kontainer pun terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya