Kerusuhan AS Bisa Beri Sentimen Positif ke Pasar Saham Dalam Negeri

Kerusuhan di gedung parlemen membuat kondisi politik negeri Paman Sam menjadi panas.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2021, 11:47 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 11:46 WIB
FOTO: Massa Pendukung Donald Trump Serbu Capitol Hill, 1 Orang Tewas
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdiri di atas kendaraan polisi di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Kericuhan terjadi saat massa pendukung Donald Trump merangsek masuk ke dalam Gedung Capitol Hill. (AP Photo/Julio Cortez)

Liputan6.com, Jakarta Kerusuhan di gedung parlemen AS di Washington dinilai bisa membawa sentimen positif bagi pasar saham Indonesia kendati bersifat jangka pendek.

Itu karena kerusuhan itu membuat kondisi politik negeri Paman Sam menjadi panas. Sehingga memicu keluarnya dana dari pasar saham AS ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Situasi chaos di Capitol Hill akan menyebabkan risiko politik meningkat di AS. Dampaknya bisa ke keluarnya dana dari pasar modal AS ke negara lain," ujar Ekonom sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (7/1/2021).

Sentimen positif ini terlihat langsung dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 0,93 persen pada pagi ini. Kemudian diikuti nilai pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 175 miliar oleh investor asing.

"Sepertinya indonesia diuntungkan dalam jangka pendek, terlihat IHSG pagi ini naik 0,93 persen dan dana asing mencatat nett buy atau beli bersih saham Rp175 miliar di bursa," ujar dia mengakhiri.

 

Saksikan Video Ini

Kerusuhan

FOTO: Massa Pendukung Donald Trump Serbu Capitol Hill, 1 Orang Tewas
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di pintu masuk samping Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Sejumlah polisi DC pun jadi korban, mereka dibawa ke rumah sakit setelah terkena semprotan merica. (AP Photo/Julio Cortez)

Sebelumnya, Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang gedung parlemen, US Capitol, di Washington kemarin untuk menolak hasil pemilu 3 November yang menyatakan Joe Biden sebagai pemenang dan Trump kalah.

Dikutip dari laman CBS, Rabu (6/1), serangan itu menyebabkan para anggota Senat dan DPR segera mengambil reses ketika polisi menerapkan penjagaan ketat. Peristiwa ini menyebabkan Wali Kota Washington D.C Muriel Bowser memerintahkan jam malam dari pukul 18.00 kemarin hingga pukul 09.00 hari ini waktu setempat. Suasana di ibu kota AS kini mencekam.

Sebagian massa menyerukan perlawanan dan pemberontakan terhadap hasil pemilu dan mereka juga menegaskan anggota partai Republik yang tidak mendukung Trump akan mendapat balasan.

"Kami tidak mau menyingkir," kata Lawrence Ligas, pendukung Trump 55 tahun dari Chicago yang mengatakan dirinya dulu pendukung Demokrat sebelum kemudian mendukung Trump.

"Kami bukan Republikan. Kami Partai MAGA. Kami patriot," kata dia.

Tak jauh di dekat Ligas ada Lisa Hayes, 28 tahun, yang memakai baju putih bertuliskan "DICURI".

"Saya pemilu 2020," kata perempuan muda itu.

Seorang pejalan kaki menegurnya melihat dia berpakaian hanya kaus di tengah cuaca dingin Januari.

"Kamu tidak kedinginan?" tanya orang itu kepada Hayes.

"Darah saya mendidih, jadi saya baik-baik saja!" jawab Hayes.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya