Mainan Produksi Industri di Kendal Lepas Ekspor Perdana ke AS

Usai tanam investasi USD 9,28 juta di Kawasan Industri Kendal, Masterkidz Indonesia siap memasarkan produk mainan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 11:42 WIB
Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Masterkidz Indonesia, perusahaan mainan asal Hongkong baru saja resmi beroperasional pada Desember 2020 lalu di Kawasan Industri Kendal (KIK). Perusahaan yang memiliki nilai investasi USD 9,28 juta ini memulai konstruksi sejak Oktober 2019.

Kini, PT Masterkidz Indonesia telah siap memasarkan produk mereka berupa mainan dari bahan kayu seperti mainan tematik untuk pendidikan, mobil-mobilan, puzzle, dan lain-lain.

Melalui Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, perusahaan ini mengekspor produk mereka ke Amerika Serikat (AS). Lokasi pabrik yang strategis menguntungkan mereka dari segi logistik. Kawasan Industri Kendal hanya berjarak 25 KM ke Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang dan dapat ditempuh hanya dalam waktu 45 menit.

Selain itu, kawasan industri, yang merupakan hasil kerja sama Jababeka Group dan Sembcorp, juga berdekatan dengan Pintu Tol Kaliwungu, hanya 5 KM dengan jarak tempuh sekitar 5 menit. Hal ini tentu memudahkan jalur logistik baik ke Jawa Timur maupun Jawa Barat.

“Ini merupakan investasi perdana kami di Indonesia. Kami juga melihat besarnya peluang di Jawa Tengah ini. Selain itu, KIK juga mendukung penuh mulai dari proses perizinan sampai dapat beroperasional dan memulai ekspor pada hari ini," kata Presiden Direktur PT Masterkidz Indonesia Andy Chan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Kepala Kantor KPPBC Tipe Madya Pabean A Semarang Sucipto menuturkan bahwa status KEK memberikan banyak keuntungan bagi tenant terutama dalam bidang ekspor impor.

“Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan didukung dengan adanya kantor Administrator di Kawasan Industri Kendal sekarang ini, para tenant bisa mendapatkan bantuan dalam urusan perpajakan, import, export, dan lain-lain. Dalam hal perpajakan insentif berupa Tax Holiday, VAT dan Import Duty,” ujar Sucipto.

Sementara itu, Perwakilan Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng DIY, Amin Tri Sobri mengatakan, status Kawasan Industri Kendal yang kini telah berubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus ini harapkan dapat membantu pertumbuhan ekspor di Jawa Tengah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia Sudah Ekspor Alat Kesehatan Rp 2,9 Triliun

Mesir Genjot Pembuatan Masker Medis Hadapi COVID-19
Orang-orang bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi masker medis di Kairo, Mesir, 14 April 2020. Para karyawan bekerja siang dan malam untuk mengoperasikan lima mesin canggih yang dibawa dari China untuk memproduksi hingga 750.000 masker medis per hari. (Xinhua/Wu Huiwo)

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, hingga Agustus 2020, pelaku industri di Indonesia telah berhasil mengekspor masker dan bermacam alat kesehatan (alkes) pencegah Covid-19 hingga senilai USD 209,4 juta, atau setara Rp 2,97 triliun (kurs Rp 14.200 per dolar AS).

Jumlah itu berasal dari USD 73,3 juta ekspor masker bedah, USD 62,2 juta masker kain, USD 36,9 juta meltblown non-woven dari filamen buatan, USD 23,8 juta meltblown selain filamen buatan, USD 11,7 juta gaun bedah, dan USD 1,5 juta pakaian pelindung medis (coverall).

Agus Gumiwang mengatakan, pencapain ini sekaligus menjawab keraguan publik Tanah Air akan kemampuan pelaku industri kesehatan dan farmasi di dalam negeri

"Ketika itu banyak yang mempertanyakan apakah benar industri dalam negeri kita mampu. Saya sampaikan, saya yakin bahwa industri kita mampu," tegasnya dalam konferensi pers akhir tahun 2020 secara virtual, Senin (28/12/2020).

Menurut data yang dibawakannya, pelaku industri di Indonesia tiap bulannya bisa memproduksi sekitar 37,1 juta coverall. Kemudian 24,5 juta surgical town atau gaun bedah, 343,8 juta masker bedah, dan 360 ribu masker N95.

Pencapaian ini pun sekaligus menjawab pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang pada saat awal wabah pandemi Covid-19 sempat menanyakan kesiapan dalam memenuhi kebutuhan masker dan alat kesehatan di Indonesia.

"Saya ingat sekali di awal-awal itu ketika bulan Februari ketika pandemi sudah mulai terasa. Dalam sebuah rapat kabinet, Bapak Presiden (Jokowi) bertanya kepada kami, bagaimana persiapan kita, upaya kita agar Indonesia bisa mandiri untuk mempersiapkan APD dan masker. Alhamdulillah kita bisa menjawabnya," tuturnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya