Pengusaha Nilai Sosialisasi Protokol Kesehatan di Tingkat RT Tak Jalan

Pengusaha menilai protokol kesehatan di dunia usaha sudah dilakukan secara maksimal, bahkan bergerak dengan cepat ketika ada laporan kasus Covid-19

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Jan 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 19:15 WIB
Protokol Kesehatan Penerapan New Normal di Pusat Perbelanjaan
Seorang wanita mencari belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Senin (1/6/2020). Kementerian Perdagangan akan membuka kembali aktivitas perdagangan seperti pasar rakyat, toko swalayan, pusat perbelanjaan serta tempat hiburan di masa New Normal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai protokol kesehatan di dunia usaha sudah dilakukan secara maksimal, bahkan bergerak dengan cepat ketika ada laporan kasus Covid-19. Sebaliknya, satuan tugas di dalam komunitas tempat tinggal, tidak berjalan dengan baik.

"Sejak awal sektor dunia usaha sudah menjalankan protokol kesehatan dengan maksimal. Namun, satuan tugas di tingkat RT, RW, hingga karang taruna tidak berfungsi, justru di masyarakat ini tidak tersentuh," ungkap ketua umum Apindo, Hariyadi BS Sukamdani, pada Jumat (8/1/2021).

Di sektor manufaktur, kata Hariyadi, memang ada beberapa kasus Covid-19 yang cukup besar. Namun begitu dilakukan pelacakan, hasilnya pekerja diketahui tertular dari lingkungan rumah.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa rantai penyebaran Covid-19 tidak akan bisa terputus jika hanya mengandalkan pembatasan di sektor usaha seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan.

"Menurut saya prioritas pemerintah juga harus ke sana (protokol kesehatan) karena peran komunitas itu nomor satu," sambung Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Fokus Vaksinasi

FOTO: Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Hariyadi pun menuturkan, ketidakpastian di dunia usaha semakin tinggi dengan masih adanya pandemi Covid-19. Ditambah lagi jika vaksin tidak efektif.

Kendati demikian, katanya, pemerintah harus memprioritaskan kelompok masyarakat di kawasan padat penduduk untuk menerima vaksin. Hal ini karena mereka dinilai memiliki risiko besar menularkan.

"Hal yang perlu dilihat adalah targetnya harus jelas. Mana yang berisiko, maka itu yang diutamakan," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya