Liputan6.com, Jakarta PT PLN bergerak cepat memulihkan listrik Manado imbas hujan lebat pada Jumat, 22 Januari 2021. Sebelumnya, layanan listrik pelanggan dimatikan secara hati-hati saat banjir Manado.
Hingga Sabtu, 23 Januari 2021 pukul 18.00 WITA, PLN telah menyalakan kembali 801 gardu distribusi dari 805 gardu yang terdampak, sehingga hampir 89 ribu masyarakat Kota Manado sudah dapat kembali menikmati listrik dan melanjutkan aktivitasnya.
"Prioritas kami adalah keselamatan masyarakat, listrik kami nyalakan secara bertahap untuk benar-benar memastikan keamanan. Warga juga harus berhati-hati dalam menyalakan peralatan listrik yang ada di rumah, pastikan sudah benar-benar bersih dan kering," ujar General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo Leo Basuki dalam keterangannya, Minggu (24/1/2021).
Advertisement
Adapun, petugas PLN dengan cepat menginventarisasi infrastruktur yang terdampak dan melakukan penormalan kembali secara bertahap.
Tim gabungan berjumlah 50 Personil yang terdiri dari PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Manado Utara, (ULP) Manado Selatan, (ULP) Paniki dan (ULP) Amurang diturunkan untuk segera mempercepat pengoperasian kembali sistem kelistrikan.
Salah satu tantangan PLN dalam memulihkan kelistrikan akibat banjir adalah akses menuju lokasi yang sulit untuk dilalui, sehingga diperlukan waktu lebih untuk mencapai titik gangguan dan melakukan pemeriksaan jaringan.
Tak lupa, sebelum menyalakan aliran listrik, PLN telah memastikan gardu, jaringan, dan instalasi pelanggan aman.
PLN melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan, dan pengecekan gardu distribusi yang terkena dampak banjir.
Saksikan Video Ini
Hujan Deras Picu Banjir di Kota Manado, 3 Warga Meninggal 1 Hilang
Delapan kecamatan di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) direndam banjir, Jumat (22/1/2021) sekitar pukul 12.00 waktu setempat atau 11.00 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado melaporkan hujan sebagai salah satu pemicu terjadinya bencana tersebut.
BPBD Kota Manado mencatat hujan dengan intensitas tinggi memicu debit air di daerah aliran sungai (DAS) Sawangan dan Tondano meluap. Kedelapan kecamatan terdampak yaitu Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Pikkala, Wenang, Tuminting dan Singkil.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkap, banjir di sana mengakibatkan tiga warga meninggal dunia dan satu lainnya hilang. BPBD masih mengidentifikasi korban yang telah dievakuasi.
"Sedangkan kerugian material, BPBD memantau rumah warga terendam dan beberapa titik longsor. Tinggi genangan banjir sekitar 50 hingga 400 sentimeter. BPBD masih melakukan kaji cepat di lapangan," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/1/2021) malam.
Merespons bencana ini, BPBD Kota Manado bersama unsur terkait lain, seperti TNI, Polri, Basarnas, dan sukarelawan melakukan evakuasi warga dan pendataan. Saat melakukan evakuasi di lapangan, petugas membutuhkan perahu karet dan alat transportasi untuk mengevakuasi warga.
"Tim evakuasi banyak yang terjebak macet akibat genangan air di banyak ruas jalan," jelas Raditya Jati.
Ia menerangkan bahwa kondisi saat ini di lokasi, listrik di sebagian besar wilayah masih padam dan jaringan telepon seluler tidak stabil untuk operator tertentu.
"BNPB memantau kondisi terkini dan melakukan koordinasi dengan pihak BPBD setempat," katanya.
Advertisement