Tanpa PHK Karyawan, Combiphar Mampu Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Combiphar selama pandemi Covid-19 tidak melakukan PHK dan memangkas gaji karyawan.

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Jan 2021, 13:15 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 13:15 WIB
Suntikan dan obat (iStock)
Ilustrasi steroid. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur Combiphar  Michael Wanandi mengungkapkan, perusahaan menerapkan sejumlah strategi untuk bertahan selama pandemi Covid-19 selama hampir setahun terakhir. Strategi ini membuat bisnis bisa berjalan dengan cukup baik, tanpa ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pemangkasan gaji karyawan.

Pada awal pandemi, perusahaan consumer healthcare ini mengatur strategi agar likuiditas perusahaan tetap berlangsung. Selain itu, juga memastikan para karyawan tidak tertular Covid-19.

Inisiatif-inisiatif tersebut menjadi kunci prioritas Combiphar pada awal dan pertengahan pandemi.

"Saya di awal pandemi memutuskan untuk bertahan. Krisis likuiditas di perusahaan bisa menghancurkan sebuah perusahaan, jadi pada awal pandemi kami mencanangkan bagaimana kita mengatur strategi likuiditas perusahaan tetap berlangsung," ungkap Michael dalam konferensi virtual pada Selasa (26/1/2021).

Ia pun memastikan, Combiphar selama pandemi Covid-19 tidak melakukan PHK dan memangkas gaji karyawan.

Combiphar pun mencatatkan bisnisnya tidak mengalami pertumbuhan pada tahun lalu, tapi kondisi ini sedikit lebih baik daripada pasar.

"Pada 2020 di luar Air Mancur Grup, pertumbuhan bisnis kami flat karena di industri kesehatan saya rasa minus 3 sampai 4 persen. Kita sedikit lebih baik daripada pasar, hampir flat dengan -1 sampai 0 persen," jelas Michael.

Secara profit juga cukup baik berkat berbagai upaya menahan pengeluaran yang tidak mendesak pada tahun lalu. "Kita menahan biaya-biaya yang tidak perlu, ini lebih menjaga likuiditas perusahaan jadi secara otomatis profitabilitas kita baik karena itu," sambungnya.

Memasuki 2021, Combiphar optimistis situasi akan lebih baik terutama dengan akuisisi Air Mancur Grup yang akan membantu menopang perusahaan. Vaksinasi diharapkan dapat memulihkan perekonomian dengan cepat, sehingga bisnis terbantu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Combiphar Umumkan Akuisisi Air Mancur Group

Jamu Sebagai Warisan Budaya Indonesia
Jamu air mancur membawa budaya Indonesia berdaya saing mutu internasional. (Foto: Dok. Jamu Air Mancur)

Combiphar mengumumkan telah mengakuisisi Air Mancur Group pada Desember 2019. Produk-produk Air Mancur termasuk jamu dan Madurasa akan semakin memperkuat portofolio Combiphar di area pengobatan kesehatan preventif.

"Hari ini saya mengumumkan bahwa Combiphar sudah mengambil alih kepemilikan saham mayoritas Air Mancur Group pada Desember 2019," Presiden Direktur Combiphar, Michael Wanandi, dalam konferensi pers pada Selasa (26/1/2021).

Produk-produk AIr Mancur ini termasuk jamu tradisional dan modern, serta madu seperti Serbuk Pegal Linu, Madurasa, Param Kocok, dan Herbavit Slimfit.

Selain itu, akuisisi ini disebut turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi jamu atau produk-produk herbal sebagai alternatif masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

"Portofolio Air Mancur Group akan memperkuat posisi Combiphar sebagai perusahaan consumer healthcare, dan melengkapi produk-produk konsumen kami terutama di area preventif," jelasnya.

Soal nilai akuisisi, pihak Combiphar tidak bisa mengungkapkannya. "Soal harga, saya tidak bisa bilang karena Combiphar bukan perusahaan publik, dan kita juga terikat kerahasiaan dan penjualnya," tutur Michael.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya